Halo semuanya, apa kabar?

Tentunya masih tetap semangat dunk ya walaupun masih dalam masa pendemi Covid hingga sekarang ini. Jujur sih aku udah kangen banget mau traveling, dan beraktivitas normal seperti dahulu lagi lihat kondisi sekarang rasanya masih was-was kalau ketempat yang ramai. Apalagi angka Covid di Jakarta dan Indonesia masih gak turun-turun. Mulai cemas keadaan ini apa masih berlangsung lebih lama atau bisa berakhir dengan segera. Pastinya kita sama-sama sangat berharap semuanya bisa taat aturan mematuhi protokol yang berlaku agar kita bisa bersama-sama menikmati hari yang normal seperti sedia kala.

Ditengah kecemasan yang melanda kita semua, pas banget 2 hari lalu aku mengikuti fun talk bersama #AyoMajuBersama @homecredit dan mas @adjiesantosoputro dengan topik mindfulness. Mungkin ada yang belum tau apa sih itu mindfulness? 

Jadi disini mas Adjie menjelaskan Mindfulness adalah dimana kita harus sadar diri dan  memahami kondisi kedaan kita saat ini. Jangan sampai diri kita disini tapi pikiran kita berada dimasa lalu atau melayang kemasa depan. Saat bahas ini pas banget dunk pembahasannya langsung mengena diaku. Mungkin aku gak terlalu ada trauma masa lalu, tapi kebiasaan pikiran aku suka banget melayang kemasa depan. Terlalu banyak angan-angan pengen ini itu, atau bayangin hal-hal kedepanya. Kalau pikiran positif mungkin baik agar diri kita bisa lebih termotivasi mencapai keinginan kita. Tapi kalau sampai hal ini menimbulkan kecemasan, stres dan takut, nah ini yang tidak baik yaa.

Dengan kondisi pendemi sekarang dan banyaknya kecemasan yang melanda, peran Mindfulness ini sangat perlu agar kita bisa selalu berpikir positif untuk kedepannya dan langkah kita jadi lebih tenang. Keuntungan dengan kita melatih mindfulness, apabila kecemasan datang dan menyebabkan ketidaktenangan, kita bisa berdamai dengan rasa cemas dan meningkatkan imunitas tubuh.

Mindfulness sendiri bisa dipelajari secara otodidak dengan banyak membaca buku atau mengikuti seminar-seminar tentang mindfulness. Tapi beberapa diantara yang dijelaskan mas Adjie, mindfulness bisa dilakukan dengan beberapa tips seperti :

1. Challenge diri untuk tetap selalu berkarya dan produktif. Dimulai dari hal-hal yang disuka seperti memasak, berkebun, design, membaca buku atau kegiatan-kegiatan lainnya yang positif. Bisa juga dengan freelance berjualan online shop, atau open order masakan buat nambah-nambah pemasukan. Ini akan sangat membantu diri kita untuk mengurangi pikiran-pikiran yang bikin cemas.
   
2. Hilangkan trauma sehingga tidak membuat diri kita cemas dengan cara tidak termakan asumsi dan terpaku pada masa lalu.
3. Berdamai dengan cemas. Caranya kita harus cari tau dulu apa hal yang membuat kita cemas. Bisa jadi misalnya ketidakpastian atau keinginan memastikan sesuatu yang tidak pasti. Jadi kita harus belajar mengurangi untuk memastikan hal yang tidak pasti.
   
4. Tenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam dan berlatih untuk mengosongkan pikiran. Tidak hanya dimasa pendemi, tapi ini sangat berguna untuk situasi lainnya. Terkadang kita marah pada kenyataan dimasa pendemi, dimana semua yang kita rencanakan tidak sesuai kenyataan. Banyak yang gagal dan tidak terlaksana. Walaupun begitu, tetaplah bertindak tenang. Ingatkan kembali diri kita bahwa kecemasan itu hanyalah pikiran dan belum tentu benar.
   

Dengan kita berlatih mindfulness, dan menyadari akan kedaan diri sendiri, jadi saat mengetahui diri kita dalam keadaan marah, hal ini sangat membantu kita dalam meredam emosi. Yang penting bagaimana agar kita tetap tenang dalam kecemasan, dan pikiran kita harus sinkron dengan perasaan.

Susah sih memang, dan dari sini aku juga belajar banyak untuk berlatif mindfulness ini dengan menyibukkan diri dan selalu produktif seperti belajar masak disaat WFH, ikut seminar-seminar atau baca buku-buku yang belum sempat dibaca untuk menambah wawasan. Semoga teman-teman semua juga tetap selalu positif dan selalu tenang yaaa.😀