Halohaaa~

Setelah sekian lama gak ngepost disini, kebetulan saya lagi sangat mood untuk me-review salah satu objek wisata di sumatera barat, yaitu Pulau Angso Duo.

Dari dulu mungkin kita sudah sangat tidak asing dengan nama pulau ini. Pulau angso duo merupakan salah satu pulau kecil yang berada diseberang pantai gondoriah, Pariaman Sumatera Barat. Untuk menuju pulau ini juga sangat mudah, kita bisa menyebrang pulau dari pulau gondoriah. Jika ada yang masih bingung dengan akses menuju gondoriah, pengunjung yang diluar daerah bisa menggunakan kendaraan pribadi, bus, ataupun kereta.

Saya dan teman-teman berangkat dari Padang dengan kereta pukul 9.10 dan kami sampai di gondoriah pukul 10.38. Gak usah cemas dengan jadwal kereta, sekarang kereta pariaman-padang ada 4 kali jadwal keberangkatan. Sehingga akses ke gondoriah pun jadi sangat mudah.

Sesampainya di gondoriah, kami pun membeli nasi bungkus sek dengan harga Rp.13.000,- serta membeli beberapa cemilan seperti sala lauak. Untuk menuju ke pulau angso duo, kita menggunakan boat dengan harga tiket Rp.35.000,- PP. Perjalanan menuju pulau angso duo pun tidak begitu lama. Hanya sekitar 10-15 menit. Kebetulan cuaca saat kami oergi sedikit mendung dan ombak besar. Tapi tidak usah cemas, boat yang tersedia sangat safety sehingga kita merasa nyaman.

Setelah sampai di pulau, kami pun langsung berlarian dan langsung bersiap siap dengan kamera untuk mengabadikan pemandangan-pemandangan yang indah. Cuacapun mulai cerah dan ini beberapa foto di landmark nya angso duo.

Kami berjalan mengelilingi pulau mencari tempat duduk untuk makan siang. Pulau angso duo memiliki pasir yang putih dan banyak kerang-kerang putih dan hutan

Di kawasan hutan ini juga terdapat obyek wisata pendukung, yaitu makam berusia ratusan tahun sepanjang empat meter yang sering dikunjungi wisatawan untuk berziarah. Makam itu diyakini milik Syekh Katik Sangko (kerabat Syekh Burhanuddin, ulama penyebar Islam di Minangkabau). Nama ulama tersebut dikaitkan dengan mitos asal mula nama Pulau Angso Duo, yakni petunjuk berupa awan berbentuk angsa yang membawa sang ulama datang dan menetap ke pulau itu.

Ditengah perjalanan kami menemukan sebuah taman yang sangat unik. Awalnya disana tidak ada orang, karena sangat unik dan juga ada meja kayu dan kursi kayu yang sangat cocok untuk kami jadikan meja makan, kami pun langsung duduk disana dan membuka bekal yang dibawa. Setelah beberapa saat datang beberapa cowok dan seorang bule yang menyusun kursi kursi dan taman-taman sekitar tempat kami makan. Awalnya mikir ini tempat apa. Di tengag-tengah juga sibule dan abang yang datang menyusun popmie atau jualan kecil. Dipojokan juga ada tenda buat tidur. Saya pun sempat berpikir ini sebuah cafe, atau jangan-jangan kediaman sibule.

Taman OPC - Orang Pariaman Creative

Setelah selesai makan, kami langsung berfoto dan berbincang-bincang dengan abang-abang sang pemilik tempat. Dari hasil percakapan, ternyata itu merupakan sebuah taman creative yang dibikin pemuda pariaman setempat, dengan nama OPC (Orang Pariaman Creative). Jadi taman itu memang khusus dibikin untuk orang-orang berfoto. Karena siabang telah susah payah membuat teman secreative ini, pastinya taman ini sangat dijaga dan propertinya jangan sampai dirusak atau buang sampah sembarangan.

Karena saking sukanya dengan taman ini, kamipun menghabiskan waktu cukup lama untuk berfoto disini. Kerang-kerang putih yang ditata rapi, serta pasir yang putih sangat menambah keindahan taman ini. Kami yang sudah siap tempur untuk main air dan berenang, akhirnya menemukan keunikan tersendiri dari pulau ini. Saya pun lebih suka menghabiskan waktu untuk mengabadikan foto-foto lucu disini.

Setelah pukul 15.00 kamipun bergegas naik kapal untuk kembali ke pulau gondoriah. Karena pengunjunh kereta yang ramai, orang setempat menyarankan untuk membeli tiket kereta 1 atau 2 jam sebelum keberangkatan. Akhirnya kamipun langsung kembali dan membeli tiket kerera untuk pukul 16.20. Sangat sedih karena waktu terasa cepat, tapi cukup puas telah bisa mengabadikan banyak foto lucu.

Sesampainya di pantai gondoriah, sebelum jam keberangkatan, kami mengistirahatkan diri dan bersantai sejenak minum kelapa muda. Harganya juga tidak begitu mahal, cukup Rp. 10.000,- kita sudah bisa menikmati es kelapa muda yang segar langsung dengan batok kelapa. Jam keberangkatan pun datang. Akhirnya kamipun kembali ke Padang. Pastinya saya masih ingin untuk kembali lagi kesini.

Terimakasih telah mengunjungi blog aimizumizu.., See yaa,,