Halo Semuanya,
Beberapa hari lalu aku mengikuti press conference tentang demam berdarah dan bagaimana pencegahan. Cukup kaget karena Dr.Siti Nadia Tarmizi selaku perwakilan dari kepala biro dan pelayanan publik mengatakan, infeksi dengue ini masih jadi masalah kesehatan di Indonesia. Apalagi tren kasus ini juga dilaporkan meningkat pada tahun 2022 sebanyak 143.266 kasus dengan kematian 1237 kasus yang tersebar di 34 provinsi Indonesia.
Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia tentunya membuat kita harus lebih waspada dan mengenal lebih dalam tentang demam berdarah itu sendiri dan bagaimana pencegahannya. Pada data terakhir hingga Maret 2023, kasus demam berdarah terus kian melonjak hingga 2x lipat pada beberapa daerah di Indonesia.
Apa itu Demam Berdarah Dengue?
Dr. dr. Anggraini Alam juga menjelaskan, demam berdarah dengue berasal dari virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti yang mana biasanya nyamuk ini hidup di kota dan lingkungan air bersih. Nyamuk bisa menggigit berkali-kali. Apalagi anak-anak, resiko terkena DBD bisa lebih besar karena persentase tubuh anak lebih banyak cairannya.
Bagaimana Tanda dan Gejala Terkena Demam Berdarah Dengue?
Seperti infeksi virus biasa, gejala Demam Berdarah berupa demam, nyeri di belakang mata, nyeri otot, sendi, tulang, ruam bercak, hingga mual muntah dan biasanya tidak ada batuk dan pilek. Ketika Demam Berdarah terjadi pada anak, bahaya bagi anak bisa mengalami kejang, hilang nafsu makan hingga fase kritis yang bisa menyebabkan shock.
Tanda bahaya lainnya bisa terjadi seperti : nyeri perut, lemas, ngantuk, pucat, tangan dan kaki dingin lembab. Jika terjadi pendarahan, bisa berupa mimisan, muntah darah, buang air besar darah, hingga buang air kecil merah dan volume kencing berkurang.
Biasanya vase Demam Berdarah ada 3 tahapan
- Vase Demam yang berlangsung 2-7 hari
- Vase kritis 3-7 hari
- Vase penyembuhan 5- 9 hari
Bahayanya Demam Berdarah Pada anak dan dewasa, juga pernah dialami Ringgo Agus dan keluarga. Dalam info sesi ini, Ringgo Agus dan Istrinya Sabai Morscheck juga ikut berbagi pengalaman masa-masa terkena dengue. Apalagi jika terkena pada anak yang masih balita, mereka masih sulit untuk menginfokan bagaimana rasa sakit mereka. Dan kalau sudah terkena Demam Berdarah, akan diperlukan pengambilan sampel darah hingga berkali-kali untuk cek laboratorium.
Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Tapi kita juga tidak perlu terlalu khawatir, karena Demam Berdarah juga merupakan penyakit yang bisa dicegah. Upaya pencegahan Demam Berdarah saat ini bisa dengan melakukan gerakan 3M plus Vaksin. Selain 3M (Menutup tempat penampungan air, Menguras bak mandi, dan Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas serta menghindari gigitan nyamuk), kita bisa melengkapi perlindungan untuk anggota keluarga kita dengan melakukan vaksinasi.
Dengan melakukan vaksinasi demam berdarah, kita memberikan kekebalan tubuh dari luar agar badan bisa membentuk daya tahan antibodi. Untuk mendapat kekebalan tubuh, pastinya tidak ada yang 100%.
Vaksin Demam Berdarah juga telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pada jadwal imunisasi anak terbaru tahun 2023, vaksin demam berdarah sudah masuk dalam jadwal imunisasi anak yang bisa dimulai pada usia anak menginjak umur 6 tahun.
Saat ini pemberian izin vaksin diberikan pada rentang usia 6-45 tahun. Pastikan sebelum pemberian vaksin pada anak atau orang tua kita tetap perlu konsultasi dengan dokter untuk menentukan vaksin mana yang cocok untuk kita dan anak kita.
Harga vaksin demam berdarah bervariasi karena bisa jadi ada biaya administrasi dan jasa. Tentunya harga yang kita keluarkan cukup sebanding dengan kekebalan tubuh yang akan kita dapatkan. Tapi harapan kita bersama semoga program vaksin Demam Berdarah ini bisa masuk dalam program pemerintah yang bisa kita dapatkan secara gratis.
#Ayo3MPlusVaksinDBD
C-ANPROM/ID/QDE/0144 | Aug 2023