Japan Culture

KYOUGEN

22.48.00

KYOUGEN

A. Pengertian Kyogen

Kyogen yaitu teater humor tradisional Jepang yang merupakan perkembangan unsur humor pertunjukan Sarugaku. Kyogen merupakan sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal. Kyogen dan Noh merupakan seni tradisional Jepang yang sama-sama berakar dari Sarugaku. Sejak zaman Meiji, istilah Noogaku atau Nohgaku sering digunakan untuk menyebut Noh dan Kyogen. Kyogen juga bisa berarti salah satu jenis pertunjukan Kabuki yang disebut Kabuki-Kyogen atau cukup disebut Kyogen.

B. Sejarah Kyogen

Kyogen berasal dari "Kyogen Kigo" yang merupakan Istilah Agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Istilah ini kemudian digunakan untuk salah satu unsur Sarugaku berupa pertunjukan monomane(seni meniru gerak-gerik dan cara berbicara secara humor). Sejalan dengan perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh.
Dalam konteks sehari-hari istilah Kyogen dalam bahasa Jepang bisa berarti tindakan untuk menipu orang lain(orang yang pura-pura dirampok disebut Kyogen-goto), berbohong atau bercanda, atau tarian yang memancing tawa.

C. Peran Kyogen

Sama halnya dengan Noh, peran utama dalam Kyogen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari dua peran Ado, maka peran tersebut disebut Ado 1 dan Ado 2. Selain itu, istilah Ado hanya digunakan untuk peran pembantu yang paling menonjol, sedangkan selebihnya disebut Tsugi-Ado(sebutan menurut aliran Okura) atau ko-Ado(sebutan menurut aliran Izumi). Peran pembantu yang naik kepanggung secara berkelompok disebut Tachisu, sedangkan pimpinan kelompok peran pembantu disebut Tachigashira. Sebutan untuk peran seperti diatas sebenarnya jarang dipakai, Kyogen lebih mengenal sebutan untuk karakter yang tampil dalam cerita, misalnya: Shu atau Teishu(majikan), Tarokaja(pesuruh laki-laki), atau Suppa(penjahat).

D. Jenis Kyogen

Secara garis besar, Kyogen dikelompokkan menjadi 3 jenis:

1. Betsu Kyogen (Kyogen spesial)

Penampilan aktor Kyogen yang memainkan karakter Sanbaso dalam pementasan cerita Noh yang berjudul Okina.

2. Hon-Kyogen (Kyogen tunggal)

Pementasan Kyogen secara tunggal dan bukan merupakan bagian pertunjukkan Noh, kalau disebut Kyogen biasanya mengacu pada Hon-Kyogen.

3. Ai-Kyogen (Kyogen selingan)

Kyogen yang dipentaskan sebagai bagian pertunjukan Noh.

Hon-Kyogen masih dikelompokan menjadi beberapa jenis yang bisa berbeda-beda menurut zaman dan aliran. Ditahun 1792, Okura Torahirobon mengelompokan Hon-Kyogen menjadi:

1. Waki-Kyogen, cerita bertemakan kebahagiaan dan keberuntungan.

2. Daimyo-Kyogen, cerita bertemakan tuan dan majikan, Daimyo menjadi peran utama dalam cerita.

3. Shomyo-Kyogen, cerita bertemakan tuan dan majikan, pesuruh laki-laki yang disebut tarokaja menjadi peran utama.

4. Mukojo-Kyogen, cerita tentang menantu pria sebagai peran utama yang menumpang dirumah mertua, atau cerita humor kehidupan sehari-hari, seperti istri yang mengakali suami atau suami yang tidak bisa diandalkan.

5. Oniyamabushi-Kyogen, cerita tentang kematian Yamaraja atau Jin (Oni) sebagai peran utama(termasuk jin yang menyamar menjadi manusia) dan Yamabushi (pertapa yang berasal dari gunung) sebagai peran utama.

6. Shukkezato-Kyogen, cerita dengan peran utama pendeta, pendeta baru, atau Zato(tunanetra pengembara yang berpakaian mirip pendeta).

7. Atsume-Kyogen, cerita dengan tema yang tidak termasuk dalam Hon-Kyogen yang lain.

E. Aliran Kyogen

Sesuai dengan tradisi lemoto, Kyogen sejak zaman Edo terbagi menjadi 3 bagian: aliran Okura, aliran Izumi dan aliran Sagi. Sekarang hanya tinggal dua aliran Kyogen yang tersisa, aliran Okuran dan aliran Izumi. Diparuh kedua zaman Muromachi hingga awal zaman Edo juga terdapat aliran Nantonegi yang berintikan seniman kalangan Jin-nin. Pada waktu itu sebagian besar kuil Shinto memiliki kelompok Sarugaku dan Manggaji orang yang disebut Jinnin untuk bekerja sebagai seniman sekaligus pesuruh.

Menurut catatan sejarah, aliran Nantonegi tercatat sangat populer dizaman Muromachi, tapi ketenarannya mulai memudar diawal zaman Edo sampai akhirnya terserap kedalam aliran yang besar. Berbagai aliran kecil yang tidak begitu terkenal juga ikut punah, dan hanya meninggalkan naskah Kyogen yang sebagian sempat diterbitkan sebagai buku bacaan dizaman Edo.

1. Aliran Okura

Aliran Okura merupakan satu-satunya aliran penerus tradisi Sarugaku Yamato. Keluarga Okura Yaemon Tora Akira yang pentas secara turun-menurun digedung teater Komparu-za mendirikan aliran ini diparuh kedua zaman Muromachi.

Sekarang aliran Okura terdiri dari keluarga Yamamoto Tojiro(berpusat di Tokyo), Keluarga Okura Yataro(garis keturunan utama), keluarga Shigeyama Sengoro(berpusat di Kyoto), keluarga Shigeyama Chuzaburo(berpusat di Kyoto), kelompok Zenchiku Chuichiro(berpusat di Osaka dan Kobe), dan Zenchiku Juro yang berpusat di Tokyo.

2. Aliran Izumi

Aliran Izumi didirikan Yamawakin Izumo no Kami Motonori asal Kyoto di awal zaman Edo. Sekarang aliran Izumi terdiri dari tiga percabangan keluarga: keluarga Nomura Matasaburo(berpusat di Nagoya, disebut juga fraksi Nomura), keluarga Nomora Manzo(berpusat di Tokyo, disebut juga fraksi Miyake), dan Kyogenkyodosha(berpusat di Nagoya, disebut juga fraksi Nagoya).

F. Kostum Kyogen

Tidak seperti noh, kyogen tidak memakai topeng dan kostum yang mewah. Pakaian umumnya kamishimo (Edo periode pakaian yang terdiri dari kataginu atas dan hakama), dengan master (jika ada) umumnya mengenakan nagabakama ( celana trailing). Aktor dalam kyogen tidak seperti dalam Noh, biasanya tidak memakai masker, kecuali peran hewan (seperti tanuki atau kitsune ) atau yang dari Tuhan. Akibatnya, topeng kyogen kurang banyak daripada topeng Noh. Kedua topeng dan kostum yang lebih sederhana daripada karakteristik Noh. Beberapa alat peraga yang digunakan dan set panggung minimal atau tidak. Seperti Noh, kipas angin adalah aksesori umum.

G. Cerita Kyogen

Naskah Noh Kyougen dibuat untuk dipertunjukkan di atas panggung melalui pemainnya (aktor) berupa dialog-dialog. Dalam dialog-dialognya mempermasalahkan kehidupan sehari-hari golongan sosial bawah dalam zaman Chuusei, diselingi lagu-lagu dan diikuti gerakan-gerakan. Setiap pertunjukkan menggambarkan tindakan sosial (social action) yang dapat dirasakan oleh para pemain dan penonton. Sehingga dialog-dialognya dan cerita Noh Kyougen mengambarkan kesamaan ide antara para peserta (penonton) dengan para pemain yang menggunakan media untuk mencapai tujuan (James Peacock).

Dengan demkian segala hal yang menyangkut pertunjukkan seperti dialog-dialog dan cerita Kyougen sebagai konsepsi tindakan sosial (social action) dianalisis sebagai tindakan yang bermakna simbol. Dalam pertunjukkan Noh Kyougen, melibatkan para pemain dan para penonton yang terdiri dari semua golongan, yakni golongan penguasa (daimyo), golongan bawah (bushi kelas rendah, petani, pedagang, buruh) bahkan juga shogun. Diantara para pemain dan penonton terjadi suatu proses komunikasi. Komunikasi berlangsung melalui simbol-simbol atau tanda-tanda yang signifikan. Kata-kata, isyarat dan tanda objek lain digunakan oleh pemain Noh Kyougen untuk menyampaikan maksudnya (keluhan-keluhan, keinginan-keinginan, pengalaman-pengalaman) kepada penonton. Sehingga Noh Kyougen merupakan alat komunikasi, yakni Noh Kyougen tersebut digunakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei sebagai alat untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan keluhan-keluhan, keinginan-keinginan, pengalaman-pengalaman golo-ngan sosial bawah (penderitaan-penderitaan yang dirasakan oleh golongan sosial bawah zaman Chuusei).

H. Panggung Kyogen

Panggungnya terpaviliun yang berdiri dari gaya arsitektur berasal dari tradisional Kagura kuil Shinto dan biasanya terdiri hampir seluruhnya dari hinoki (cemara Jepang ) kayu. Empat pilar diberi nama untuk orientasi selama bermain : Waki-bashira di depan, sudut kanan dekat titik Waki berdiri dan titik duduk, sedangkan shite-bashira di sudut, belakang kiri, depan yang shite biasanya menyuguhkan, fue-bashira di sudut belakang kanan paling dekat dengan pemain seruling dan metsuke-bashira, atau "mencari-pilar" disebut demikian karena shite yang biasanya di sekitar pilar.

Lantainya dipoles untuk memungkinkan aktor untuk bergerak secara meluncur dan di bawah lantai ini diletakkan pot raksasa atau mangkuk berbentuk struktur beton untuk meningkatkan sifat resonansi dari lantai kayu ketika para aktor berada pada lantai (bandingkan lantai bulbul ). Akibatnya, kondisi lantai telah meningkat sekitar tiga meter di atas permukaan tanah dari penonton.

Para ornamen di atas panggung disebut kagami-ita, lukisan dari pinus pohon di belakang panggung. Dua keyakinan paling umum adalah bahwa itu merupakan salah satu pohon pinus terkenal dalam Shinto di Kuil Kasuga di Nara atau bahwa itu adalah tanda pendahulu artistik Noh yang sering dilakukan untuk latar alam.

Fitur lain yang unik dari panggung adalah hashigakari , jembatan sempit di sebelah kanan panggung yang aktor utama digunakan untuk memasukkan panggung. Ini kemudian akan berevolusi menjadi Hanamichi dalam kabuki . Semua tahapan yang dedikasikan untuk pertunjukan Noh memiliki kait atau lingkaran di langit-langit untuk mengangkat dan menjatuhkan bel untuk bermain Dōjōji . Ketika bermain di lokasi lain loop atau kail akan ditambahkan sebagai fixture sementara.

I. Musik Kyogen

Kyogen diiringi musik terutama flute, drum, dan gong. Taiko adalah drum barel tipe yang duduk di stand kayu dan dipukul dengan bachi (stik drum kayu). Ada dua metode keseluruhan bermain taiko. Dengan meninggalkan bachi pada kepala drum setelah mencolok, drummer dapat meredam suara, atau membuat suara beresonansi, besar, menengah atau stroke kecil dapat digunakan. Dengan menggunakan dua bachi untuk membuat rumit, mengemudi irama, yang taiko dapat menambahkan efek yang besar untuk noh. Karena itu, sering digunakan untuk mengiringi karakter rahmat ekstrim atau karakter hidup dan bergerak seperti dewa, setan atau roh-roh yang dimiliki. Namun, sebagai suara taiko begitu kuat, bahkan di noh di mana ia tidak muncul, hal itu hampir tidak pernah dimainkan selama seluruh bagian. Biasanya itu hanya bermain pada paruh kedua. Namun, penekanan kyogen adalah pada dialog dan tindakan, bukan pada musik atau tari.

You Might Also Like

0 komentar

Hii All.. Thanks for visiting my blog.. Please leave your comment and connect each other.. Thankyou ^.^