2.1 Makanan Jepang
Banyak dari masakan pokok Jepang sudah ada sejak zaman dahulu. Pada abad ke-7 sampai abad ke-9, pengaruh Cina sangat besar terhadap kebudayaan Jepang. Demikian pula dalam hal makanan, karena pada masa itu, banyak resep dan cara memasak Cina diambil alih oleh penduduk Jepang. Shoyu (kecap asin), miso (semacam taoco), dan tofu (tahu), sudah ada sejak abad-abad itu.
Masakan Jepang biasanya mempertahankan rasa asli bahan makanannya. Bahkan beberapa jenis makanan dimakan mentah-mentah. Selain itu, orang Jepang juga gemar menghias makanannya.
Masakan Jepang sangat tergantung pada bumbu kecap asin dan miso. Jepang memiliki banyak bumbu tradisional, seperti: wasabi (Japanese horseradish), sanshou (lada Jepang), jahe, yuzu (citron), negi (wels onion), toogarashi (cayene pepper), dashi (stock), katsuo-bushi (sari saus penyedap yang terbuat dari sari ikan bonito), kombu (kelp), niboshi (sari ikan sardencis kecil), dan lain-lain.
2.1.1 Golongan Makanan Jepang
Makanan Jepang terbagi menjadi beberapa golongan, antara lain:
2.1.1.1 Shirumono
Shirumono adalah makanan sejenis sup. Shirumono dapat dibagi 2, yaitu:
1. Shumashijiru (sup bening)
2. Misoshiru (sup kental)
2.1.1.2 Yakimono
Istilah yakimono dapat diartikan sebagai ‘panggangan’. Bahan utamanya terdiri dari ikan, kerang-kerangan, daging dan sayur-sayuran. Jenis-jenis yakimono, yaitu: tsukeyaki, teriyaki dan misozukeyaji.
2.1.1.3 Nimono
Nimono adalah masakan yang direbus dengan sedikit air, dibumbui garam, kecap asin, sake, mirin, gula, cuka, atau bumbu lainnya. Memasak nimono harus selalu menggunakan panci yang tertutup, agar panasnya dapat tersebar rata.
2.1.1.4 Agemono
Agemono yaitu masakan yang digoreng dengan mempergunakan minyak. Kelompok masakan ini terdiri dari 3 tipe dasar, yaitu:
1. Suage
Bahan makanan digoreng tanpa dilumuri tepung atau telur kocok. Cara ini cocok untuk menggoreng bawang, terong dan sayuran lainnya.
2. Karaage
Bahan makanan yang akan digoreng terlebih dahulu dilumuri tepung atau telur kocok. Cara ini cocok untuk menggoreng ikan, udang, dan lain-lain.
3. Tatsutaage
Bahan makanan yang akan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam campuran basah dari air, sake, kecap asin, gula, dan dilumuri sedikit tepung atau telur. Cara ini cocok untuk menggoreng ayam.
2.1.1.5 Mushimono
Mushimono yaitu masakan yang dikukus. Cara memasak ini menyebabkan rasa alamiah dari bahan makanan tidak berubah, dan rasanya pun halus.
Ada 2 tekhnik mushimono, yaitu:
1. Shiomushi: bahan makanan hanya dibubuhi garam saja lalu dikukus
2. Sakamushi: Sebelum dikukus, bahan makanan terlebih dahulu dibubuhi garam dan sake.
Masakan mushimono disajikan dengan sari saus dashi yang telah dikentalkan dengan tepung dan dibubuhi parutan jahe, irisan jeruk citron lengkap dengan kulitnya dan cincangan bawang merah.
2.1.1.6 Sunomono dan Aemono
Sunamono yaitu ikan atau sayuran yang diasamkan, sedangkan aemono adalah ikan atau sayuran yang diberi saus, yang terdiri dari bahan-bahan dasar seperti biji wijen yang telah digiling, miso atau tahu yang dihaluskan.
2.1.1.7 Yosemono dan Nerimono
Yosemono adalah masakan yang terbuat dari agar-agar atau gelatin (zat pengental). Sedangkan nerimono adalah masakan yang bahan-bahannya ditumbuk sampai lumat. Masakan ini dimakan dengan saus kecap asin yang dicampuri jahe parut dan disajikan dalam porsi kecil.
2.1.1.8 Gohanmono
Gohanmono adalah hidangan yang terdiri dari nasi dicampur bahan-bahan masakan lainnya.
Jenis-jenis gohanmono:
1. Takikomigohan: nasi ditambah baham-bahan yang ada pada musim tertentu.
2. Gomokumeshi/Kayakgohan: beras yang dikukus bersama campuran potongan daging ayam, wortel, tahu goreng dan jamur.
3. Domburimono: Nasi dirempatkan di dalam mangkuk yang disebut domburi yang berukuran lebih besar dari mangkuk nasi biasa, dan diatasnya diletakkan bahan-bahan yang telah dimasak secara khusus.
2.1.1.9 Menrui
Menrui adalah kelompok makanan yang disajikan panas maupun dingin, yang mempergunakan mi sebagai bahan utama.
Contohnya: udon, soumen dan soba.
2.1.1.10 nabemono
Nabemono adalah hidangan yang dimasak di dalam kuah kental di atas meja makan. Masakan yang tergolong nabemono, yaitu: mizutaki, yudoofu, udonsuki, kanisuki, dotenabe, shabushabu dan sukiyaki.
2.1.2 Jenis-jenis Makanan Jepang
2.1.2.1 Sushi
Sushi adalah makanan yang terbuat dari nasi kepal yang sudah dibumbui cuka, garam dan gula, kemudian dibungkus dengan irisan ikan laut mentah, udang mentah dan lain-lain yang serba mentah.
Sushi yang berasal dari Cina merupakan metode pengawetan ikan, yang dilakukan dengan cara membungkus ikan di dalam nasi dan garam, lalu dibiarkan mengalami proses peragian selama dua bulan sampai setahun. Setelah proses fermentasi, nasinya dibuang dan ikannya yang telah menjadi acar itu dimakan.
Sejak zaman Edo (abad ke-19), proses tersebut tidak lagi dilakukan dan sebagai gantinya ikan mentah dilapiskan di atas nasi yang telah dibumbui cuka. Pembuatan Sushi dengan metode seperti ini, dapat dilakukan dalam waktu yang lebih cepat, sehingga nasinya juga dapat dimakan bersama acar ikannya. Pembuatan sushi dengan menggunakan metode seperti inilah yang terus dilakukan hingga sekarang.
Beras yang tepat untuk membuat sushi yaitu beras yang agak lengket seperti ketan. Ikan mentah yang paling digemari adalah maguro (ikan tongkol), tai (sea bream), makajiki (sword fish), katsuo (bonito), Suzuki (sea bass), ebi (udang), ikura (telur ikan salmon), anago (belut laut), awabi (abalone), ika (sotong) dan torigai (cockle). Sebagai penyedap, sebelum dimakan biasanya sushi dicelupkan dulu ke dalam kecap asin Jepang dan wasabi (tanaman asli Jepang dari suku kubis-kubisan, dimakan sebagai penyedap masakan).
Sushi di zaman sekarang dapat digolongkan ke dalam empat kategori besar, yaitu:
1. Nigirizushi
Nigirizushi adalah sushi yang dibentuk dengan mengepal-ngepalkan bahan dalam tangan. Jenis ini berasal dari periode Edo pada 1800-an, dan juga terkenal dengan nama edomaezushi. Jenis ini terdiri dari bentuk yang dapt dimakan sekali telan. Makanan ini terdiri dari nasi yang sudah dicukai sedikit dan dikepal menjadi bentuk bulat telur kemudian dilumuri wasabi, lalu dibalut dengan irisan tipis ikan mentah atau kerang mentah.
2. Makizushi
Untuk membuatnya, nasi yang sudah dibumbui cuka diratakan di atas selembar nori (ganggang laut) yang telah dipanggang, lalu selembar irisan ikan mentah atau sayur-sayuran diletakkan di atasnya. Tikar bambu tipis yang telah diletakkan sebelumnya di bagian paling bawah kemudian digulung, sehingga membentuk silinder.
3. Temakizushi
Temakizushi merupakan sushi versi lain dari jenis makizushi. Cara membuatnya, lembaran ganggang laut serta bumbu-bumbu lainnya digulung dengan menggunakan tikar bambu yang berbentuk kerucut dan tidak dipotong-potong lagi.
4. Chirashizushi
Chirashizushi mempunyai 2 versi lokal, yaitu:
a. Versi dari Tokyo menggunakan makanan laut yang mentah maupun yang sudah masak, telur dadar dan sayur-sayuran matang, yang diletakkan di atas semagkuk nasi yang telah dibumbui dengan cuka dan lain-lain, dan di sampingnya disediakan kecap asin untuk mencelupkan sushi.
b. Versi Osaka terdiri dari cincangan makanan laut matang dan sayuran yang dicampur dengan nasi yang sudah dibumbui dengan cuka dan lain-lain. Di atasnya ditaburi irisan tipis telur dadar.
5. Oshizushi
Oshizushi merupakan makanan khas dari daerah Kansai. Cara membuatnya, yaitu dengan mencetak nasi yang telah dicukai bersama lapisan ikan mentah ke dalam cetakan kayu berbentuk panjang, kemudian setelah dikeluarkan diiris-iris dalam ukuran sekali telan.
2.1.2.2 Sashimi
Sashimi disebut juga tsukuri. Makanan ini terdiri dari irisan tipis ikan segar yang dimakan dalam keadaan mentah setelah dicelup ke dalam saus kecap asin Jepang dan wasabi. Hampir semua jenis ikan dapat dijadikan sashimi.
Sashimi disajikan di atas wadah yang sudah ditebari irisan halus daikon (lobak mentah) yang telah dibumbui dengan wasabi, dan dihiasi daun shiso (beefsteak plant), bunga seruni yang dapat dimakan, jahe yang telah diparut, dan irisan jeruk lemon. Kecap asin disajikan di piring kecil yang terpisah.
2.1.2.3 Tempura
Tempura adalah makanan yang terbuat dari ikan segar, kerang-kerangan dan sayur-sayuran yang digoreng setelah dicelup ke dalam tepung yang telah diencerkan dengan air dan telur ayam. Tempura dimakan ketika masih panas setelah dicelup ke dalam saus tempura (terdiri dari campuran kecap asin, mirin dan dashi) di tambah dengan parutan lobak mentah. Tempura yang enak dimakan adalah tempura yang kulit tepungnya tipis dan garing, bukan yang tebal dan lembek.
Tempura mulai dikenal pada pertengahan abad ke-16, ketika banyak unsur kebudayaan Portugis dan Spanyol mempengaruhi kebudayaan Jepang. Kata tempura berasal dari istilah Portugis, yaitu tempero (memasak).
2.1.2.4 Udon
Udon adalah mi khas Jepang yang terbuat dari tepung terigu (gandum). Cara pembuatan mi udon diambil dari Cina pada periode Nara (710-794). Untuk membuatnya, air, garam dan tepung terigu dicampur, lalu diremas-remas hingga menjadi liat, lalu digiling sampai pipih sehingga dapat diiris-iris dalam bentuk panjang, kemudian direbus dan disajikan dalam kuah panas (tsuyu). Kuah tersebut dibuat dengan cara mencampurkan kecap, mirin (sake manis), gula dan bonito (sari saus ikan bonito).
2.1.2.5 Soba
Soba juga berasal dari Cina pada peride Nara (710-794). Mi soba bewarna abu-abu kecoklatan. Bahan dasar mi soba adalah tepung. Mi ini juga sering diberi bahan pengental yang terdiri dari tepung terigu, ubi jalar atau putih telur.
2.1.2.6 Ramen
Mi ramen juga berasal dari Cina. Istilah ramen berasal dari kata Cina la mian atau la mien, yang berarti “mi yang ditarik”. Mi ini bewarna kuning dan terbuat dari tepung. Ramen dimakan dengan kuah. Kuah ramen dibumbui dengan kecap asin atau miso (taoco Jepang) dan dicampuri dengan irisan daging babi panggang, taoge, naruto dan rebung Cina, sebagai penyedap juga bisa diberi sambal.
2.1.2.7 Shabushabu
Menurut orang Jepang, nama shabushabu sebenarnya merupakan suara yang terdengar sewaktu daging sapi dikacau-kacaukan di dalam kuah mendidih.
Kekhasan makanan ini terletak pada penyajiannya yang menggunakan panci dengan anglo-nya sekaligus, sehingga kita dapat langsung memasak makanan ini di atas meja makan. Kuahnya terdiri dari air dicampur ganggang laut. Daging sapi yang mengandung lemak diiris tipis-tipis kemudian dicelupkan ke dalam kuah yang telah mendidih. Setelah warnanya berubah menjadi keputih-putihan segera diangkat dan dicelupkan ke dalam bumbu khusus yang terbuat dari biji wijen (tare) atau saus jeruk sitrun (ponzu). Selain daging sapi, bisa juga ditambah sawi putih dan daun seruni
2.1.2.8 Sukiyaki
Makanan ini mirip dengan shabushabu dalam hal penyajiannya yang khas. Bedanya, terletak pada cara memasaknya.
Sukiyaki berasal sejak restorasi Meiji (1868-1912). Pada waktu itu, sukiyaki berarti makanan yang terdiri dari daging angsa, bebek, dan menjangan yang ditumis dalam sekop (suki) dan disiram kecap asin kental
Banyak dari masakan pokok Jepang sudah ada sejak zaman dahulu. Pada abad ke-7 sampai abad ke-9, pengaruh Cina sangat besar terhadap kebudayaan Jepang. Demikian pula dalam hal makanan, karena pada masa itu, banyak resep dan cara memasak Cina diambil alih oleh penduduk Jepang. Shoyu (kecap asin), miso (semacam taoco), dan tofu (tahu), sudah ada sejak abad-abad itu.
Masakan Jepang biasanya mempertahankan rasa asli bahan makanannya. Bahkan beberapa jenis makanan dimakan mentah-mentah. Selain itu, orang Jepang juga gemar menghias makanannya.
Masakan Jepang sangat tergantung pada bumbu kecap asin dan miso. Jepang memiliki banyak bumbu tradisional, seperti: wasabi (Japanese horseradish), sanshou (lada Jepang), jahe, yuzu (citron), negi (wels onion), toogarashi (cayene pepper), dashi (stock), katsuo-bushi (sari saus penyedap yang terbuat dari sari ikan bonito), kombu (kelp), niboshi (sari ikan sardencis kecil), dan lain-lain.
2.1.1 Golongan Makanan Jepang
Makanan Jepang terbagi menjadi beberapa golongan, antara lain:
2.1.1.1 Shirumono
Shirumono adalah makanan sejenis sup. Shirumono dapat dibagi 2, yaitu:
1. Shumashijiru (sup bening)
2. Misoshiru (sup kental)
2.1.1.2 Yakimono
Istilah yakimono dapat diartikan sebagai ‘panggangan’. Bahan utamanya terdiri dari ikan, kerang-kerangan, daging dan sayur-sayuran. Jenis-jenis yakimono, yaitu: tsukeyaki, teriyaki dan misozukeyaji.
2.1.1.3 Nimono
Nimono adalah masakan yang direbus dengan sedikit air, dibumbui garam, kecap asin, sake, mirin, gula, cuka, atau bumbu lainnya. Memasak nimono harus selalu menggunakan panci yang tertutup, agar panasnya dapat tersebar rata.
2.1.1.4 Agemono
Agemono yaitu masakan yang digoreng dengan mempergunakan minyak. Kelompok masakan ini terdiri dari 3 tipe dasar, yaitu:
1. Suage
Bahan makanan digoreng tanpa dilumuri tepung atau telur kocok. Cara ini cocok untuk menggoreng bawang, terong dan sayuran lainnya.
2. Karaage
Bahan makanan yang akan digoreng terlebih dahulu dilumuri tepung atau telur kocok. Cara ini cocok untuk menggoreng ikan, udang, dan lain-lain.
3. Tatsutaage
Bahan makanan yang akan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam campuran basah dari air, sake, kecap asin, gula, dan dilumuri sedikit tepung atau telur. Cara ini cocok untuk menggoreng ayam.
2.1.1.5 Mushimono
Mushimono yaitu masakan yang dikukus. Cara memasak ini menyebabkan rasa alamiah dari bahan makanan tidak berubah, dan rasanya pun halus.
Ada 2 tekhnik mushimono, yaitu:
1. Shiomushi: bahan makanan hanya dibubuhi garam saja lalu dikukus
2. Sakamushi: Sebelum dikukus, bahan makanan terlebih dahulu dibubuhi garam dan sake.
Masakan mushimono disajikan dengan sari saus dashi yang telah dikentalkan dengan tepung dan dibubuhi parutan jahe, irisan jeruk citron lengkap dengan kulitnya dan cincangan bawang merah.
2.1.1.6 Sunomono dan Aemono
Sunamono yaitu ikan atau sayuran yang diasamkan, sedangkan aemono adalah ikan atau sayuran yang diberi saus, yang terdiri dari bahan-bahan dasar seperti biji wijen yang telah digiling, miso atau tahu yang dihaluskan.
2.1.1.7 Yosemono dan Nerimono
Yosemono adalah masakan yang terbuat dari agar-agar atau gelatin (zat pengental). Sedangkan nerimono adalah masakan yang bahan-bahannya ditumbuk sampai lumat. Masakan ini dimakan dengan saus kecap asin yang dicampuri jahe parut dan disajikan dalam porsi kecil.
2.1.1.8 Gohanmono
Gohanmono adalah hidangan yang terdiri dari nasi dicampur bahan-bahan masakan lainnya.
Jenis-jenis gohanmono:
1. Takikomigohan: nasi ditambah baham-bahan yang ada pada musim tertentu.
2. Gomokumeshi/Kayakgohan: beras yang dikukus bersama campuran potongan daging ayam, wortel, tahu goreng dan jamur.
3. Domburimono: Nasi dirempatkan di dalam mangkuk yang disebut domburi yang berukuran lebih besar dari mangkuk nasi biasa, dan diatasnya diletakkan bahan-bahan yang telah dimasak secara khusus.
2.1.1.9 Menrui
Menrui adalah kelompok makanan yang disajikan panas maupun dingin, yang mempergunakan mi sebagai bahan utama.
Contohnya: udon, soumen dan soba.
2.1.1.10 nabemono
Nabemono adalah hidangan yang dimasak di dalam kuah kental di atas meja makan. Masakan yang tergolong nabemono, yaitu: mizutaki, yudoofu, udonsuki, kanisuki, dotenabe, shabushabu dan sukiyaki.
2.1.2 Jenis-jenis Makanan Jepang
2.1.2.1 Sushi
Sushi adalah makanan yang terbuat dari nasi kepal yang sudah dibumbui cuka, garam dan gula, kemudian dibungkus dengan irisan ikan laut mentah, udang mentah dan lain-lain yang serba mentah.
Sushi yang berasal dari Cina merupakan metode pengawetan ikan, yang dilakukan dengan cara membungkus ikan di dalam nasi dan garam, lalu dibiarkan mengalami proses peragian selama dua bulan sampai setahun. Setelah proses fermentasi, nasinya dibuang dan ikannya yang telah menjadi acar itu dimakan.
Sejak zaman Edo (abad ke-19), proses tersebut tidak lagi dilakukan dan sebagai gantinya ikan mentah dilapiskan di atas nasi yang telah dibumbui cuka. Pembuatan Sushi dengan metode seperti ini, dapat dilakukan dalam waktu yang lebih cepat, sehingga nasinya juga dapat dimakan bersama acar ikannya. Pembuatan sushi dengan menggunakan metode seperti inilah yang terus dilakukan hingga sekarang.
Beras yang tepat untuk membuat sushi yaitu beras yang agak lengket seperti ketan. Ikan mentah yang paling digemari adalah maguro (ikan tongkol), tai (sea bream), makajiki (sword fish), katsuo (bonito), Suzuki (sea bass), ebi (udang), ikura (telur ikan salmon), anago (belut laut), awabi (abalone), ika (sotong) dan torigai (cockle). Sebagai penyedap, sebelum dimakan biasanya sushi dicelupkan dulu ke dalam kecap asin Jepang dan wasabi (tanaman asli Jepang dari suku kubis-kubisan, dimakan sebagai penyedap masakan).
Sushi di zaman sekarang dapat digolongkan ke dalam empat kategori besar, yaitu:
1. Nigirizushi
Nigirizushi adalah sushi yang dibentuk dengan mengepal-ngepalkan bahan dalam tangan. Jenis ini berasal dari periode Edo pada 1800-an, dan juga terkenal dengan nama edomaezushi. Jenis ini terdiri dari bentuk yang dapt dimakan sekali telan. Makanan ini terdiri dari nasi yang sudah dicukai sedikit dan dikepal menjadi bentuk bulat telur kemudian dilumuri wasabi, lalu dibalut dengan irisan tipis ikan mentah atau kerang mentah.
2. Makizushi
Untuk membuatnya, nasi yang sudah dibumbui cuka diratakan di atas selembar nori (ganggang laut) yang telah dipanggang, lalu selembar irisan ikan mentah atau sayur-sayuran diletakkan di atasnya. Tikar bambu tipis yang telah diletakkan sebelumnya di bagian paling bawah kemudian digulung, sehingga membentuk silinder.
3. Temakizushi
Temakizushi merupakan sushi versi lain dari jenis makizushi. Cara membuatnya, lembaran ganggang laut serta bumbu-bumbu lainnya digulung dengan menggunakan tikar bambu yang berbentuk kerucut dan tidak dipotong-potong lagi.
4. Chirashizushi
Chirashizushi mempunyai 2 versi lokal, yaitu:
a. Versi dari Tokyo menggunakan makanan laut yang mentah maupun yang sudah masak, telur dadar dan sayur-sayuran matang, yang diletakkan di atas semagkuk nasi yang telah dibumbui dengan cuka dan lain-lain, dan di sampingnya disediakan kecap asin untuk mencelupkan sushi.
b. Versi Osaka terdiri dari cincangan makanan laut matang dan sayuran yang dicampur dengan nasi yang sudah dibumbui dengan cuka dan lain-lain. Di atasnya ditaburi irisan tipis telur dadar.
5. Oshizushi
Oshizushi merupakan makanan khas dari daerah Kansai. Cara membuatnya, yaitu dengan mencetak nasi yang telah dicukai bersama lapisan ikan mentah ke dalam cetakan kayu berbentuk panjang, kemudian setelah dikeluarkan diiris-iris dalam ukuran sekali telan.
2.1.2.2 Sashimi
Sashimi disebut juga tsukuri. Makanan ini terdiri dari irisan tipis ikan segar yang dimakan dalam keadaan mentah setelah dicelup ke dalam saus kecap asin Jepang dan wasabi. Hampir semua jenis ikan dapat dijadikan sashimi.
Sashimi disajikan di atas wadah yang sudah ditebari irisan halus daikon (lobak mentah) yang telah dibumbui dengan wasabi, dan dihiasi daun shiso (beefsteak plant), bunga seruni yang dapat dimakan, jahe yang telah diparut, dan irisan jeruk lemon. Kecap asin disajikan di piring kecil yang terpisah.
2.1.2.3 Tempura
Tempura adalah makanan yang terbuat dari ikan segar, kerang-kerangan dan sayur-sayuran yang digoreng setelah dicelup ke dalam tepung yang telah diencerkan dengan air dan telur ayam. Tempura dimakan ketika masih panas setelah dicelup ke dalam saus tempura (terdiri dari campuran kecap asin, mirin dan dashi) di tambah dengan parutan lobak mentah. Tempura yang enak dimakan adalah tempura yang kulit tepungnya tipis dan garing, bukan yang tebal dan lembek.
Tempura mulai dikenal pada pertengahan abad ke-16, ketika banyak unsur kebudayaan Portugis dan Spanyol mempengaruhi kebudayaan Jepang. Kata tempura berasal dari istilah Portugis, yaitu tempero (memasak).
2.1.2.4 Udon
Udon adalah mi khas Jepang yang terbuat dari tepung terigu (gandum). Cara pembuatan mi udon diambil dari Cina pada periode Nara (710-794). Untuk membuatnya, air, garam dan tepung terigu dicampur, lalu diremas-remas hingga menjadi liat, lalu digiling sampai pipih sehingga dapat diiris-iris dalam bentuk panjang, kemudian direbus dan disajikan dalam kuah panas (tsuyu). Kuah tersebut dibuat dengan cara mencampurkan kecap, mirin (sake manis), gula dan bonito (sari saus ikan bonito).
2.1.2.5 Soba
Soba juga berasal dari Cina pada peride Nara (710-794). Mi soba bewarna abu-abu kecoklatan. Bahan dasar mi soba adalah tepung. Mi ini juga sering diberi bahan pengental yang terdiri dari tepung terigu, ubi jalar atau putih telur.
2.1.2.6 Ramen
Mi ramen juga berasal dari Cina. Istilah ramen berasal dari kata Cina la mian atau la mien, yang berarti “mi yang ditarik”. Mi ini bewarna kuning dan terbuat dari tepung. Ramen dimakan dengan kuah. Kuah ramen dibumbui dengan kecap asin atau miso (taoco Jepang) dan dicampuri dengan irisan daging babi panggang, taoge, naruto dan rebung Cina, sebagai penyedap juga bisa diberi sambal.
2.1.2.7 Shabushabu
Menurut orang Jepang, nama shabushabu sebenarnya merupakan suara yang terdengar sewaktu daging sapi dikacau-kacaukan di dalam kuah mendidih.
Kekhasan makanan ini terletak pada penyajiannya yang menggunakan panci dengan anglo-nya sekaligus, sehingga kita dapat langsung memasak makanan ini di atas meja makan. Kuahnya terdiri dari air dicampur ganggang laut. Daging sapi yang mengandung lemak diiris tipis-tipis kemudian dicelupkan ke dalam kuah yang telah mendidih. Setelah warnanya berubah menjadi keputih-putihan segera diangkat dan dicelupkan ke dalam bumbu khusus yang terbuat dari biji wijen (tare) atau saus jeruk sitrun (ponzu). Selain daging sapi, bisa juga ditambah sawi putih dan daun seruni
2.1.2.8 Sukiyaki
Makanan ini mirip dengan shabushabu dalam hal penyajiannya yang khas. Bedanya, terletak pada cara memasaknya.
Sukiyaki berasal sejak restorasi Meiji (1868-1912). Pada waktu itu, sukiyaki berarti makanan yang terdiri dari daging angsa, bebek, dan menjangan yang ditumis dalam sekop (suki) dan disiram kecap asin kental
2.1.2.9 Oden
Makanan ini terdiri dari campuran berbagai macam bahan makanan yang direbus. Oden disajikan di wadah yang agak ceper, biasanya dimakan pada musim dingin.
2.1.2.10 Tonkatsu
Tonkatsu terbuat dari daging babi goreng impor. Cara membuatnya dimulai dengan mencelupkan daging yang telah dipotong ke dalam telur ayam yang telah di kocok, kemudian ditempelkan di atas tepung terigu secara perlahan-lahan, lalu dimasukkan ke dalam minyak panas dalam kuali sehingga seluruh bagian daging terbenam (deep frying). Kemudian, dimakan bersama sayuran mentah yang diiris halus dan panjang, kemudian disirami saus khas Jepang.
2.1.2.11 Mochi
Mochi merupakan kue tradisional Jepang yang dibuat dari mochigome (beras ketan). Kue mochi masuk ke Jepang melalui Asia Tenggara. Sejak dahulu, kue mochi telah menjadi sesajian yang dipersembahkan bagi para dewa, sehingga kue ini selalu ada dalam upacara keagamaan dan pesta rakyat. Versi kue mochi di Indonesia, yaitu: kue uli dari Jawa Barat, tetel dari Jawa Timur, jadah dari Jawa Tengah dan jaja dari Bali
Jenis-jenis kue mochi:
1. Kagamochi, yaitu kue mocha berbentuk dua tingkat. Biasanya disajikan saat tahun baru.
2. Zooni, yaitu mochi tawar. Mochi jenis ini dijadikan sebagai bahan masakan sup.
3. Kashiwamochi, merupakan mochi yang disajikan setiap tanggal 5 Mei (hari anak-anak di Jepang). Mochi ini bersi manisan dan dibungkus dengan daun pohon oak.
4. Mamemochi, yaitu mochi yang dicampur dengan kacang kedelai.
5. Kusmochi, yaitu mochi yang mengandung daun mugwort yang dihaluskan.
6. Mochi yang diisi dengan manisan kacang merah.
7. Mochi yang dicampuri millet (gandum).
8. Mochi yang diisi dengan buah-buahan.
2.1.2.12 Takoyaki
Takoyaki merupakan salah satu nama makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan daging, gurita dan lain-lain di dalamnya. Takoyaki berasal sejak zaman Taisho.
Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan untuk dinikmati sebagai cemilan. Bahan rahasia (seperti baking powder) atau asinan jahe berwarna merah (benishōga) sering pula dicampurkan ke dalam adonan. Penjual yang senang berkreasi kadangkala menambahkan keju atau konnyaku ke dalam takoyaki. Saus yang dipakai biasanya adalah saus okonomiyaki walaupun ada juga saus khusus untuk takoyaki yang rasanya tidak jauh berbeda dengan saus okonomiyaki.
Jenis-jenis takoyaki:
Takoyaki polos
Tidak memakai saus, kecap asin dan kadang-kadang dimakan bersama ponzu (garam kasar)
Takoyaki (dengan saus)
Permukaannya diolesi dengan saus ditambah mayones, aonori dan katsuobushi.
Takoyaki kecap asin
Permukaan dioles dengan kecap asin, sering dijumpai di daerah Nagoya dan sekitarnya
Akashiyaki (Tamagoyaki)
Takoyaki yang berasal dari tepung terigu yang diencerkan dengan banyak telur ayam dan dashi, dihidangkan berjajar di atas piring serupa talenan dan dimakan dengan mencelupkannya kedalam sup berbahan dasar dashi.
2.1.2.13 Okonomiyaki
Okonomiyaki adalah makananJepang dengan bahan tepung terigu yang diencerkan dengan air atau dashi, ditambah kol, telur ayam, makanan laut atau daging babi dan digoreng di atas penggorengan datar yang disebut teppan.
Okonomiyaki adalah salah satu jenis masakan teppanyaki yang bisa dimakan begitu saja maupun dimakan dengan nasi putih. Okonomiyaki sering dimakan dengan sendok datar yang disebut kote (hera) yang juga berfungsi sebagai sodet sewaktu membalik okonomiyaki.
Dalam bahasa Jepang, okonomi berarti "suka-suka" (yang disuka, yang diinginkan) dan yaki berarti "panggang" (istilah "goreng" hanya digunakan di Jepang bila makanan digoreng dengan minyak yang sangat banyak). Sesuai dengan namanya, lapisan atas (topping) okonomiyaki bisa disesuaikan dengan selera orang yang mau memakan.
Berdasarkan cara pembuatan dan bahan yang digunakan, okonomiyaki dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Okonomiyaki ala Kansai
irisan kol dicampur dengan adonan okonomiyaki dan diatasnya diberi mayonese.
Okonomiyaki ala Hiroshima
Irisan kol hanya diletakkan di atas adonan yang dilebarkan di atas penggorengan.
Tepung okonomiyaki siap pakai sudahmengandung baking powder, garam dan dashi agar okonomiyaki yang dihasilkan tidak keras. Parutan sejenis umbi bernama yamaimo sering ditambahkan ke dalam adonan okonomiyaki agar okonomiyaki menjadi lebih enak.
Okonomiyaki berasal dari makanan ringan bernama Funoyaki, yaitu berupa adonan dari tepung terigu dan air yang digoreng. Di era restorasi Meiji, makanan ringan yang disebut Dondonyaki merupakan perkembangan funoyaki dengan tambahan nori, sosis ikan dengan bumbu saus dan digulung dengan sumpit sekali pakai. Di era Showa, dondonyaki berkembang menjadi Kyabetsuyaki yang menggunakan saus uster. DiTokyo, dondonyaki berubah bentuk menjadi goreng adonan tepung encer di atas teppan yang disebut Monjayaki. Okonomiyaki seperti yang ada sekarang di daerah Kansai dan Hiroshima merupakan bentuk mutakhir dari Kyabetsuyaki.
2.2 Minuman Jepang
Minuman orang Jepang dapat digolongkan menjadi, yaitu: minuman biasa (non alkoholik) dan minuman keras (alkoholik). Untuk yang non alkoholik contohnya: teh, sedangkan yang alkoholik contohnya: sake.
2.2.1 Sake
Sake adalah minuman beralkohol yang berasal dari Jepang, terbuat dari beras yang diproses melalui fermentasi dan filtrasi. Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
2.2.1.1 Proses Pembuatan Sake
Ada lima elemen yang penting dalam proses pembuatan sake yaitu kualitas air dan beras, keahlian teknis, kualitas ragi dan kondisi (cuaca) tempat produksi. Proses pembuatan sake adalah proses fermentasi yang melibatkan beras dengan cukup banyak air . Pada produk akhirnya mengandung 80 persen air. Kualitas air dan beras yang baik merupakan persyaratan awal untuk mendapatkan sake dengan mutu yang tinggi.
Tahapan proses pembuatan sake adalah sebagai berikut
1. Penggilingan beras (rice milling)
Beras yang sudah dipilih untuk pembuatan sake, di giling untuk memasuki tahap fermentasi.
2. Pencucian dan Perendaman
Nuka (bubuk putih) yang masih tertinggal pada beras, dicuci untuk menghilangkan nuka tersebut. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan perendaman untuk mempertahankan sejumlah kandungan air pada beras yang dikukus.
3. Pemasakan
Pemasakan yang dilakukan dalam proses ini adalah pengukusan.
4. Pembuatan Koji (Seigiku)
Pembuatan koji adalah yang utama dari keseluruhan proses
5. Pencampuran Ragi
Beras yang telah ditaburi koji lalu dicampur dengan ragi dan disimpan selama dua minggu.
6. Moromi
Beras tersebut dipindahkan ke dalam tangki yang lebih besar dan ditambah air hingga kondisinya seperti bubur. Moromi kemudian mengalami fermentasi selama 18-32 hari.
7. Pengepresan (joso)
Beras yang telah menjadi bubur tersebut, kemudian akan mengalami pengepresan melalui beberapa metode.
8. Filtrasi (roka)
Setelah membiarkan beberapa hari untuk membiarkan lebih banyak padatan keluar, sake biasanya di saring melalui filter charcoal untuk mendapatkan rasa dan warna yang diinginkan.
9. Pasteurisasi
Sake mengalami pasteurisasi paling tidak sekali. Hal ini dilakukan dengan melakukan memanaskannya dengan cepat melalui suatu pipa yang terendam dalam air panas. Proses ini mematikan bakteri serta menonaktifkan enzim yang akan memberikan pengaruh yang tidak baik nantinya pada rasa dan warna sake. Sake yang tidak mengalami pasteurisasi disebut sebagai namazake,dan harus disimpan dalam pendingin untuk mempertahankan kesegaran rasanya.
10. Aging (penuaan)
Tahap ini adalah tahap final dalam proses pembuatan sake. Hampir semua sake mengalami proses penuaan sekitar 6 bulan untuk menyempurnakan rasa.
2.2.1.2 Jenis-jenis Sake
Sake dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: sake yang ditambah alkohol dan sake yang hanya menggunakan beras.
2.2.1.3 Sake dan Budaya Jepang
Sake sering dikonsumsi sebagai bagian dari ritual pemurnian Shinto. Dalam sebuah upacara yang disebut kagami biraki, tong kayu sake dibuka dengan palu selama festival Shinto, pernikahan, pembukaan toko, olahraga dan kemenangan pemilu, dan perayaan lainnya. Sake ini, disebut zake-Iwai ("sake perayaan"), diberikan secara gratis kepada semua orang untuk menyebarkan nasib baik. Pada Tahun Baru banyak orang Jepang meminum sake khusus yang disebut toso.
Sake tak mungkin dihilangkan dari keseharian orang Jepang. Di TV Jepang, iklan sake mengambil waktu terbanyak dari total keseluruhan jam tayang, tapi tidak ada keberatan atas iklan sake. Berbeda dengan iklan rokok, yang tidak pernah ditayangkan.
Acara minum sake bagi orang Jepang adalah salah satu media komunikasi. Orang Jepang membangun hubungan pertemanan di tempat minum (shuseki).
2.2.1.4 Ocha (Teh Jepang)
Di indonesia lebih dikenal dengan nama ‘teh hijau’. Teh hijau (ryokucha) adalah teh yang sangat umum di Jepang. Di jepang, apabila kita menyebut “teh” (ocha) maka kemungkinan besar yang dimaksud pastilah teh hijau, dan baru bisa disebut sebagai teh jepang (nihoncha) kalau memang tersedia pilihan teh jepang yang lainnya. Setiap teh memiliki harga yang berbeda tergantung dari tanaman teh itu sendiri.
Berikut adalah Macam-macam dari Ocha:
1. Gyokuro
Teh terpilih dari daun teh kelas atas yang disebut Tencha. Dinamakan Gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun dilindungi dari terpaan sinar matahari selama setidaknya dua minggu sebelum dipanen.Hal ini menyebabkan asam amino dan kafein dalam teh daun meningkat, menimbulkan rasa manis sehingga mempunyai aroma yang sangat harum. Setelah panen, daun teh untuk Gyokuro diproses melalui mengukus, pengeringan,meremas dan penyortiran. Gyokuro memiliki rasa lembut dan rasa manis. Ketika diseduh, Gyokuro memiliki warna hijau murni berumput. Gyokuro membawa suasana santai karena memiliki rasa yang paling manis dan lembut.
2. Matcha
Matcha Adalah jenis teh hijau bubuk tumbuh di bawah naungan seperti gyokuro. Teh ini sangat kaya antioksidan dan manfaat teh hijau. Secara tradisional, struktur bambu ditutupi dengan jerami padi yang didirikan atas tanaman teh, menghalangi dari 90 persen cahaya selama 3 minggu. Setelah dipanen, daun yang akhirnya akan menjadi matcha dikukus dalam teh hijau dengan cara normal, namun mereka tidak digulung melainkan dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam terowongan angin jenis mesin yang memecah bagian dalam daun jauh dari vena , menghasilkan produk yang dikenal sebagai tencha. Teh hijau ini berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.
3. Sencha
Teh hijau yang biasa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh hijau seperti Sencha juga memiliki konsentrasi polyphenol tinggi, yang juga terbukti sangat bermanfaat dalam tubuh. Mereka bekerja bersama dengan antioksidan untuk membersihkan tubuh dari radikal bebas yang menyebabkan penyakit dan untuk melawan penyakit mematikan termasuk kanker.
4. Genmaicha
Jenis asli Genmaicha dikembangkan ratusan tahun lalu oleh para rahib Zen yang teh hijau dicampur dengan nasi berwarna cokelat menempel di bagian bawah kuali mereka. setelah itu, nasi bakar itu dicampur dengan sencha atau Bancha oleh vendor teh di seluruh Jepang. Genmaicha halus dan ringan dengan pemanasan dan aroma bakar. Teh jenis bancha dengan campuran butiran beras yang belum disosoh (genmai) yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi butiran beras yang setengah gosong.
5. Kabusecha
Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit lebih lembut dibandingkan dengan teh sencha.
6. Bancha
Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua kali antara musim panas dan musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun teh sencha dan aromanya tidak begitu harum.
7. Hojicha
Hojicha terbuat dari daun akhir musim panas Bancha, yang dipanggang untuk memberi mereka rasa, kacang bakar. Hojicha teh adalah minuman yang menyenangkan untuk sehari-hari yang enak jika diminum dengan makanan Jepang, terutama setiap makanan dibumbui dengan saus kedelai
8. Kukicha
Kukicha adalah campuran dari daun teh dan batang daun teh. Teh ini berkualitas rendah. Kukicha yang sangat rendah kafein. Teh Ini adalah favorit vegetarian dan sebagai minuman pengganti yang lebih disukai daripada kopi untuk orang-orang diet makrobiotik.
2.2.1 Cha No Yu (Upacara Minum Teh)
Kepopuleran teh telah dikenal di seluruh dunia, namun demikian sebagai sarana dalam pergaulan, secara nasional teh paling dikenal di Jepang. Persiapan serta upacara minum teh merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hal estetika serta telah berkembang menjadi suatu seni tersendiri.
Di Jepang, apabila orang diundang untuk minum teh, mereka akan duduk di sebuah ruangan kecil sambil berbincang-bincang akrab dengan tuan rumahnya, jauh dari dunia kehidupan sehari-hari. Sang tuan rumah, sebelumnya membersihkan ruangan tersebut, menggantung tulisan hias, menyiapkan perapian guna merebus air untuk membuat teh, serta telah disiapkan pula kue kering kecil. Semua itu dilakukan dengan harapan agar pertemuan tersebut menjadi menyenangkan.
Zaman sekarang, adanya modernisasi semakin memudahkan manusia dalam melakukan berbagai macam pekerjaan. Waktu serta energi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan serta menyajikan secangkir teh tampaknya bukan hal yang utama. Namun semangkuk teh bilamana disajikan dengan ritual yang diciptakan untuk ketenangan rohani, maka semua orang dapat menemukan “kedamaian dalam semangkuk teh”.
Teh bukan hanya dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, dan agama.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa basi, etiket meminum teh, dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Pada umumnya upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchad, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchad.
Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktikkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh. Tea ceremony di Jepang dan di China sangat berbeda sekali.
Cara minum teh di Jepang sudah ditentukan sejak beberapa ratus tahun dan tidak pernah diubah atau diperbaiki. Teh yang dipakai juga sangat berlainan dengan teh yang dipergunakan di China dan yang diminum atau dimakan juga sangat berlainan.
Teh jepang yang dipergunakan untuk upacara minum teh adalah teh tipe sinensis yang begitu dipetik langsung dikeringkan dan digiling jadi bubuk dan harus disimpan di dalam vacuum jika ingin tahan lama. Kue yang disuguhkan di samping teh saat upacara minum teh disebut Chakaisek.
3.1 Kesimpulan
Menurut Sinpatiro Tamura (1995), salah satu penyebab orang Jepang berumur panjang adalah karena secara tradisional mereka memakan makanan yang bergizi serta seimbang.
Masakan Jepang biasanya mempertahankan rasa asli bahan makanannya. Bahkan beberapa jenis makanan dimakan mentah-mentah. Selain itu, orang Jepang juga gemar menghias makanannya.
Masakan Jepang sangat tergantung pada bumbu kecap asin dan miso. Jepang memiliki banyak bumbu tradisional, seperti: wasabi (Japanese horseradish), sanshou (lada Jepang), jahe, yuzu (citron), negi (wels onion), toogarashi (cayene pepper), dashi (stock), katsuo-bushi (sari saus penyedap yang terbuat dari sari ikan bonito), kombu (kelp), niboshi (sari ikan sardencis).
Makanan Jepang terbagi menjadi 10 golongan, antara lain: shirumono, yakimono, nimono, agemono, mushimono, Sunomono dan aemono, yosemono dan nerimono, Gohanmono, menrui dan nabemono.
Minuman orang Jepang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: minuman biasa (non alkoholik) dan minuman keras (alkoholik). Untuk yang non alkoholik contohnya: teh, sedangkan yang alkoholik contohnya: sake.
Danandjaja, James. 1997. Foklor Jepang: dilihat dari kacamata Indonesia. Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti.
Abdurakhman,Hasanudin.2010. Sake. http://budayajepang.wordpress.com/2010/07/22/sake-2/.(diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:32)
Ahira, Anne.2010. Sake-Minuman Jepang yang Unik.http://www.anneahira.com/minuman-jepang.htm (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:23)
Femmilia,Nitta.2010. Tahap Pembuatan Sake. http://goorme.com/article/tahapan-pembuatan-sake. (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:45)
Gokil-online.2011. Macam-macam Ocha “Teh Jepang”. http://gokil-online.com/macam-macam-ocha-teh-jepang. (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:03)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.ochadokoro.com/goods_en_jpy_21.html (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:10)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matcha(diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:09)
The Japan Foundation.2011. Cha No Yu (Upacara Minum Teh). http://www.jpf.or.id/event/budaya/cha-no-yu-upacara-minum-teh (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:47)
Wikipedia. 2011. Sake. http://id.wikipedia.org/wiki/Sake (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:00)
Yaniaja.2009.Minuman Khas Jepang. http://koshii.comli.com (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:05)
Makanan ini terdiri dari campuran berbagai macam bahan makanan yang direbus. Oden disajikan di wadah yang agak ceper, biasanya dimakan pada musim dingin.
2.1.2.10 Tonkatsu
Tonkatsu terbuat dari daging babi goreng impor. Cara membuatnya dimulai dengan mencelupkan daging yang telah dipotong ke dalam telur ayam yang telah di kocok, kemudian ditempelkan di atas tepung terigu secara perlahan-lahan, lalu dimasukkan ke dalam minyak panas dalam kuali sehingga seluruh bagian daging terbenam (deep frying). Kemudian, dimakan bersama sayuran mentah yang diiris halus dan panjang, kemudian disirami saus khas Jepang.
2.1.2.11 Mochi
Mochi merupakan kue tradisional Jepang yang dibuat dari mochigome (beras ketan). Kue mochi masuk ke Jepang melalui Asia Tenggara. Sejak dahulu, kue mochi telah menjadi sesajian yang dipersembahkan bagi para dewa, sehingga kue ini selalu ada dalam upacara keagamaan dan pesta rakyat. Versi kue mochi di Indonesia, yaitu: kue uli dari Jawa Barat, tetel dari Jawa Timur, jadah dari Jawa Tengah dan jaja dari Bali
Jenis-jenis kue mochi:
1. Kagamochi, yaitu kue mocha berbentuk dua tingkat. Biasanya disajikan saat tahun baru.
2. Zooni, yaitu mochi tawar. Mochi jenis ini dijadikan sebagai bahan masakan sup.
3. Kashiwamochi, merupakan mochi yang disajikan setiap tanggal 5 Mei (hari anak-anak di Jepang). Mochi ini bersi manisan dan dibungkus dengan daun pohon oak.
4. Mamemochi, yaitu mochi yang dicampur dengan kacang kedelai.
5. Kusmochi, yaitu mochi yang mengandung daun mugwort yang dihaluskan.
6. Mochi yang diisi dengan manisan kacang merah.
7. Mochi yang dicampuri millet (gandum).
8. Mochi yang diisi dengan buah-buahan.
2.1.2.12 Takoyaki
Takoyaki merupakan salah satu nama makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan daging, gurita dan lain-lain di dalamnya. Takoyaki berasal sejak zaman Taisho.
Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan untuk dinikmati sebagai cemilan. Bahan rahasia (seperti baking powder) atau asinan jahe berwarna merah (benishōga) sering pula dicampurkan ke dalam adonan. Penjual yang senang berkreasi kadangkala menambahkan keju atau konnyaku ke dalam takoyaki. Saus yang dipakai biasanya adalah saus okonomiyaki walaupun ada juga saus khusus untuk takoyaki yang rasanya tidak jauh berbeda dengan saus okonomiyaki.
Jenis-jenis takoyaki:
Takoyaki polos
Tidak memakai saus, kecap asin dan kadang-kadang dimakan bersama ponzu (garam kasar)
Takoyaki (dengan saus)
Permukaannya diolesi dengan saus ditambah mayones, aonori dan katsuobushi.
Takoyaki kecap asin
Permukaan dioles dengan kecap asin, sering dijumpai di daerah Nagoya dan sekitarnya
Akashiyaki (Tamagoyaki)
Takoyaki yang berasal dari tepung terigu yang diencerkan dengan banyak telur ayam dan dashi, dihidangkan berjajar di atas piring serupa talenan dan dimakan dengan mencelupkannya kedalam sup berbahan dasar dashi.
2.1.2.13 Okonomiyaki
Okonomiyaki adalah makananJepang dengan bahan tepung terigu yang diencerkan dengan air atau dashi, ditambah kol, telur ayam, makanan laut atau daging babi dan digoreng di atas penggorengan datar yang disebut teppan.
Okonomiyaki adalah salah satu jenis masakan teppanyaki yang bisa dimakan begitu saja maupun dimakan dengan nasi putih. Okonomiyaki sering dimakan dengan sendok datar yang disebut kote (hera) yang juga berfungsi sebagai sodet sewaktu membalik okonomiyaki.
Dalam bahasa Jepang, okonomi berarti "suka-suka" (yang disuka, yang diinginkan) dan yaki berarti "panggang" (istilah "goreng" hanya digunakan di Jepang bila makanan digoreng dengan minyak yang sangat banyak). Sesuai dengan namanya, lapisan atas (topping) okonomiyaki bisa disesuaikan dengan selera orang yang mau memakan.
Berdasarkan cara pembuatan dan bahan yang digunakan, okonomiyaki dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Okonomiyaki ala Kansai
irisan kol dicampur dengan adonan okonomiyaki dan diatasnya diberi mayonese.
Okonomiyaki ala Hiroshima
Irisan kol hanya diletakkan di atas adonan yang dilebarkan di atas penggorengan.
Tepung okonomiyaki siap pakai sudahmengandung baking powder, garam dan dashi agar okonomiyaki yang dihasilkan tidak keras. Parutan sejenis umbi bernama yamaimo sering ditambahkan ke dalam adonan okonomiyaki agar okonomiyaki menjadi lebih enak.
Okonomiyaki berasal dari makanan ringan bernama Funoyaki, yaitu berupa adonan dari tepung terigu dan air yang digoreng. Di era restorasi Meiji, makanan ringan yang disebut Dondonyaki merupakan perkembangan funoyaki dengan tambahan nori, sosis ikan dengan bumbu saus dan digulung dengan sumpit sekali pakai. Di era Showa, dondonyaki berkembang menjadi Kyabetsuyaki yang menggunakan saus uster. DiTokyo, dondonyaki berubah bentuk menjadi goreng adonan tepung encer di atas teppan yang disebut Monjayaki. Okonomiyaki seperti yang ada sekarang di daerah Kansai dan Hiroshima merupakan bentuk mutakhir dari Kyabetsuyaki.
2.2 Minuman Jepang
Minuman orang Jepang dapat digolongkan menjadi, yaitu: minuman biasa (non alkoholik) dan minuman keras (alkoholik). Untuk yang non alkoholik contohnya: teh, sedangkan yang alkoholik contohnya: sake.
2.2.1 Sake
Sake adalah minuman beralkohol yang berasal dari Jepang, terbuat dari beras yang diproses melalui fermentasi dan filtrasi. Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
2.2.1.1 Proses Pembuatan Sake
Ada lima elemen yang penting dalam proses pembuatan sake yaitu kualitas air dan beras, keahlian teknis, kualitas ragi dan kondisi (cuaca) tempat produksi. Proses pembuatan sake adalah proses fermentasi yang melibatkan beras dengan cukup banyak air . Pada produk akhirnya mengandung 80 persen air. Kualitas air dan beras yang baik merupakan persyaratan awal untuk mendapatkan sake dengan mutu yang tinggi.
Tahapan proses pembuatan sake adalah sebagai berikut
1. Penggilingan beras (rice milling)
Beras yang sudah dipilih untuk pembuatan sake, di giling untuk memasuki tahap fermentasi.
2. Pencucian dan Perendaman
Nuka (bubuk putih) yang masih tertinggal pada beras, dicuci untuk menghilangkan nuka tersebut. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan perendaman untuk mempertahankan sejumlah kandungan air pada beras yang dikukus.
3. Pemasakan
Pemasakan yang dilakukan dalam proses ini adalah pengukusan.
4. Pembuatan Koji (Seigiku)
Pembuatan koji adalah yang utama dari keseluruhan proses
5. Pencampuran Ragi
Beras yang telah ditaburi koji lalu dicampur dengan ragi dan disimpan selama dua minggu.
6. Moromi
Beras tersebut dipindahkan ke dalam tangki yang lebih besar dan ditambah air hingga kondisinya seperti bubur. Moromi kemudian mengalami fermentasi selama 18-32 hari.
7. Pengepresan (joso)
Beras yang telah menjadi bubur tersebut, kemudian akan mengalami pengepresan melalui beberapa metode.
8. Filtrasi (roka)
Setelah membiarkan beberapa hari untuk membiarkan lebih banyak padatan keluar, sake biasanya di saring melalui filter charcoal untuk mendapatkan rasa dan warna yang diinginkan.
9. Pasteurisasi
Sake mengalami pasteurisasi paling tidak sekali. Hal ini dilakukan dengan melakukan memanaskannya dengan cepat melalui suatu pipa yang terendam dalam air panas. Proses ini mematikan bakteri serta menonaktifkan enzim yang akan memberikan pengaruh yang tidak baik nantinya pada rasa dan warna sake. Sake yang tidak mengalami pasteurisasi disebut sebagai namazake,dan harus disimpan dalam pendingin untuk mempertahankan kesegaran rasanya.
10. Aging (penuaan)
Tahap ini adalah tahap final dalam proses pembuatan sake. Hampir semua sake mengalami proses penuaan sekitar 6 bulan untuk menyempurnakan rasa.
2.2.1.2 Jenis-jenis Sake
Sake dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: sake yang ditambah alkohol dan sake yang hanya menggunakan beras.
2.2.1.3 Sake dan Budaya Jepang
Sake sering dikonsumsi sebagai bagian dari ritual pemurnian Shinto. Dalam sebuah upacara yang disebut kagami biraki, tong kayu sake dibuka dengan palu selama festival Shinto, pernikahan, pembukaan toko, olahraga dan kemenangan pemilu, dan perayaan lainnya. Sake ini, disebut zake-Iwai ("sake perayaan"), diberikan secara gratis kepada semua orang untuk menyebarkan nasib baik. Pada Tahun Baru banyak orang Jepang meminum sake khusus yang disebut toso.
Sake tak mungkin dihilangkan dari keseharian orang Jepang. Di TV Jepang, iklan sake mengambil waktu terbanyak dari total keseluruhan jam tayang, tapi tidak ada keberatan atas iklan sake. Berbeda dengan iklan rokok, yang tidak pernah ditayangkan.
Acara minum sake bagi orang Jepang adalah salah satu media komunikasi. Orang Jepang membangun hubungan pertemanan di tempat minum (shuseki).
2.2.1.4 Ocha (Teh Jepang)
Di indonesia lebih dikenal dengan nama ‘teh hijau’. Teh hijau (ryokucha) adalah teh yang sangat umum di Jepang. Di jepang, apabila kita menyebut “teh” (ocha) maka kemungkinan besar yang dimaksud pastilah teh hijau, dan baru bisa disebut sebagai teh jepang (nihoncha) kalau memang tersedia pilihan teh jepang yang lainnya. Setiap teh memiliki harga yang berbeda tergantung dari tanaman teh itu sendiri.
Berikut adalah Macam-macam dari Ocha:
1. Gyokuro
Teh terpilih dari daun teh kelas atas yang disebut Tencha. Dinamakan Gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun dilindungi dari terpaan sinar matahari selama setidaknya dua minggu sebelum dipanen.Hal ini menyebabkan asam amino dan kafein dalam teh daun meningkat, menimbulkan rasa manis sehingga mempunyai aroma yang sangat harum. Setelah panen, daun teh untuk Gyokuro diproses melalui mengukus, pengeringan,meremas dan penyortiran. Gyokuro memiliki rasa lembut dan rasa manis. Ketika diseduh, Gyokuro memiliki warna hijau murni berumput. Gyokuro membawa suasana santai karena memiliki rasa yang paling manis dan lembut.
2. Matcha
Matcha Adalah jenis teh hijau bubuk tumbuh di bawah naungan seperti gyokuro. Teh ini sangat kaya antioksidan dan manfaat teh hijau. Secara tradisional, struktur bambu ditutupi dengan jerami padi yang didirikan atas tanaman teh, menghalangi dari 90 persen cahaya selama 3 minggu. Setelah dipanen, daun yang akhirnya akan menjadi matcha dikukus dalam teh hijau dengan cara normal, namun mereka tidak digulung melainkan dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam terowongan angin jenis mesin yang memecah bagian dalam daun jauh dari vena , menghasilkan produk yang dikenal sebagai tencha. Teh hijau ini berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.
3. Sencha
Teh hijau yang biasa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh hijau seperti Sencha juga memiliki konsentrasi polyphenol tinggi, yang juga terbukti sangat bermanfaat dalam tubuh. Mereka bekerja bersama dengan antioksidan untuk membersihkan tubuh dari radikal bebas yang menyebabkan penyakit dan untuk melawan penyakit mematikan termasuk kanker.
4. Genmaicha
Jenis asli Genmaicha dikembangkan ratusan tahun lalu oleh para rahib Zen yang teh hijau dicampur dengan nasi berwarna cokelat menempel di bagian bawah kuali mereka. setelah itu, nasi bakar itu dicampur dengan sencha atau Bancha oleh vendor teh di seluruh Jepang. Genmaicha halus dan ringan dengan pemanasan dan aroma bakar. Teh jenis bancha dengan campuran butiran beras yang belum disosoh (genmai) yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi butiran beras yang setengah gosong.
5. Kabusecha
Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit lebih lembut dibandingkan dengan teh sencha.
6. Bancha
Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua kali antara musim panas dan musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun teh sencha dan aromanya tidak begitu harum.
7. Hojicha
Hojicha terbuat dari daun akhir musim panas Bancha, yang dipanggang untuk memberi mereka rasa, kacang bakar. Hojicha teh adalah minuman yang menyenangkan untuk sehari-hari yang enak jika diminum dengan makanan Jepang, terutama setiap makanan dibumbui dengan saus kedelai
8. Kukicha
Kukicha adalah campuran dari daun teh dan batang daun teh. Teh ini berkualitas rendah. Kukicha yang sangat rendah kafein. Teh Ini adalah favorit vegetarian dan sebagai minuman pengganti yang lebih disukai daripada kopi untuk orang-orang diet makrobiotik.
2.2.1 Cha No Yu (Upacara Minum Teh)
Kepopuleran teh telah dikenal di seluruh dunia, namun demikian sebagai sarana dalam pergaulan, secara nasional teh paling dikenal di Jepang. Persiapan serta upacara minum teh merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hal estetika serta telah berkembang menjadi suatu seni tersendiri.
Di Jepang, apabila orang diundang untuk minum teh, mereka akan duduk di sebuah ruangan kecil sambil berbincang-bincang akrab dengan tuan rumahnya, jauh dari dunia kehidupan sehari-hari. Sang tuan rumah, sebelumnya membersihkan ruangan tersebut, menggantung tulisan hias, menyiapkan perapian guna merebus air untuk membuat teh, serta telah disiapkan pula kue kering kecil. Semua itu dilakukan dengan harapan agar pertemuan tersebut menjadi menyenangkan.
Zaman sekarang, adanya modernisasi semakin memudahkan manusia dalam melakukan berbagai macam pekerjaan. Waktu serta energi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan serta menyajikan secangkir teh tampaknya bukan hal yang utama. Namun semangkuk teh bilamana disajikan dengan ritual yang diciptakan untuk ketenangan rohani, maka semua orang dapat menemukan “kedamaian dalam semangkuk teh”.
Teh bukan hanya dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, dan agama.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa basi, etiket meminum teh, dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Pada umumnya upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchad, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchad.
Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktikkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh. Tea ceremony di Jepang dan di China sangat berbeda sekali.
Cara minum teh di Jepang sudah ditentukan sejak beberapa ratus tahun dan tidak pernah diubah atau diperbaiki. Teh yang dipakai juga sangat berlainan dengan teh yang dipergunakan di China dan yang diminum atau dimakan juga sangat berlainan.
Teh jepang yang dipergunakan untuk upacara minum teh adalah teh tipe sinensis yang begitu dipetik langsung dikeringkan dan digiling jadi bubuk dan harus disimpan di dalam vacuum jika ingin tahan lama. Kue yang disuguhkan di samping teh saat upacara minum teh disebut Chakaisek.
3.1 Kesimpulan
Menurut Sinpatiro Tamura (1995), salah satu penyebab orang Jepang berumur panjang adalah karena secara tradisional mereka memakan makanan yang bergizi serta seimbang.
Masakan Jepang biasanya mempertahankan rasa asli bahan makanannya. Bahkan beberapa jenis makanan dimakan mentah-mentah. Selain itu, orang Jepang juga gemar menghias makanannya.
Masakan Jepang sangat tergantung pada bumbu kecap asin dan miso. Jepang memiliki banyak bumbu tradisional, seperti: wasabi (Japanese horseradish), sanshou (lada Jepang), jahe, yuzu (citron), negi (wels onion), toogarashi (cayene pepper), dashi (stock), katsuo-bushi (sari saus penyedap yang terbuat dari sari ikan bonito), kombu (kelp), niboshi (sari ikan sardencis).
Makanan Jepang terbagi menjadi 10 golongan, antara lain: shirumono, yakimono, nimono, agemono, mushimono, Sunomono dan aemono, yosemono dan nerimono, Gohanmono, menrui dan nabemono.
Minuman orang Jepang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: minuman biasa (non alkoholik) dan minuman keras (alkoholik). Untuk yang non alkoholik contohnya: teh, sedangkan yang alkoholik contohnya: sake.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Danandjaja, James. 1997. Foklor Jepang: dilihat dari kacamata Indonesia. Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti.
Abdurakhman,Hasanudin.2010. Sake. http://budayajepang.wordpress.com/2010/07/22/sake-2/.(diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:32)
Ahira, Anne.2010. Sake-Minuman Jepang yang Unik.http://www.anneahira.com/minuman-jepang.htm (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:23)
Femmilia,Nitta.2010. Tahap Pembuatan Sake. http://goorme.com/article/tahapan-pembuatan-sake. (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:45)
Gokil-online.2011. Macam-macam Ocha “Teh Jepang”. http://gokil-online.com/macam-macam-ocha-teh-jepang. (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:03)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.ochadokoro.com/goods_en_jpy_21.html (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:10)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matcha(diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:09)
The Japan Foundation.2011. Cha No Yu (Upacara Minum Teh). http://www.jpf.or.id/event/budaya/cha-no-yu-upacara-minum-teh (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:47)
Wikipedia. 2011. Sake. http://id.wikipedia.org/wiki/Sake (diunduh 03 nopember 2011, pukul 17:00)
Yaniaja.2009.Minuman Khas Jepang. http://koshii.comli.com (diunduh 03 nopember 2011, pukul 16:05)