Halo momies...
Lanjut kisah dari pengalaman aku hamil, kali ini mau share pengalaman aku lahiran. Jadi setelah usia kandungan 38 week, aku masih belum ada tanda-tanda mau lahiran. Dari awal sudah berniat kalau pengen lahiran normal. Selain pengen merasakan kontraksi dan juga proses persalinan, aku juga menghindari operasi. Karena kalau udah operasi rasanya lebih menakutkan aja. Jadi karena sudah 38 week masih belum ada tanda-tanda kontraksi, aku semakin banyak jalan kaki dan gerak apapun sambil gerakan pinggul juga dengan gym ball. Aku juga pakai cara agar bisa kontraksi alami dengan banyak hb sama paksu. Percobaan pertama kedua gagal. Akhirnya setelah usia kandungan 39 week 4 hari aku mulai mengalami flek.
Pembukaan 1
Saat flek ini awalnya juga belum ada kontraksi banget. Baru kayak mules-mules dan kram kram dikit. Tapi karena keluar flek dan cairan, tepat saat itu hari kamis jam 11 malam aku coba ke rumah sakit langsung ke IGD RSIA Bunda tempat biasa kontrol. Karena sempat was-was cairan yang keluar banyak dan terus menerus. Setelah dicek ternyata baru pembukaan pertama dan dites bukan air ketuban. Jadi disuruh pulang dan tunggu sampai pembukaanya bertambah. atau ketika kontraksinya intents sekitar 10-15 menit.
Setelah dari IGD barulah aku mulai merasakan kontraksi yang intents. Waktu itu kontraksinya hampir tiap 30 menit. Karena penasaran kapan bisa ke RS lagi, aku sampai hitung jarak dan waktu tiap kontraksi. :D Saat itu udah mulai susah tidur mom, karena sakit banget, dan pegel semua. Mau makan dan minum juga ga enak. Karena kalau minum aku jadi kebelet pipis dan kalau kebelet sakitnya makin berasa. Tapi aku usahain tetap banyak gerak dan jalan. Katanya kalau udah kontraksi, pembukaanya lebih cepat dan bisa lahiran dalam waktu 10 jam. Karena kontraksinya gak berhenti-berhenti, aku coba bawa ke bidan juga buat cek. Waktu itu aku pergi pagi hari Jumatnya. Sampai dibidan juga sama, masih pembukaan 1. Tapi aku rasanya udah mau nagis karena sakit banget. Tapi tetap disemangatin bidanya untuk banyak gerak dan dirangsang sama paksu juga bisa. Karena masih pembukaan 1 jadi disuruh pulang lagi.
Selama hari jumat masih banyak gerak, dan berusaha makan dan minum. Tapi karena sakitnya gak berhenti berhenti cuma makan dan minum sedikit. Makin malam sakitnya makin berasa. Sampai gak bisa tidur. Waktu itu aku rasanya udah terjadi kontraksi hampir tiap 10-15 menit. Karena masih penasaran akhirnya malam coba lagi ke RS Siti Hawa. Tapi ternyata sampai sini sama donk masih dibilang pembukaan 1. Padahal udah 24 jam lebih kontraksi. Rasanya mau nangis kenapa menuju pembukaan 2 lama sekali. Kata dokternya memang proses pembukaan 1 ke 2, apalagi anak pertama, itu memang katanya lama. Jadi sama masih disuruh pulang. Dan semakin banyakin jalan. Oia dari pertama muncul flek, aku terus keluar cairan. Katanya cairan dari lapisan pelindung. Karena cukup banyak, aku pakai pembalut.
Malamnya sama mom makin ga bisa tidur. Paksu jadi korban karena tangannya diremas trus karena aku nahan sakit kontraksi. Sudah hari sabtu tapi masih belum ada tanda tanda pembukaan gemesh banget. Aku sampai banyak jalan keliling komplek sambil nikmatin rasa sakit kontraksi. Sabtu malamnya kembali rasa sakitnya semakin bertambah kuat dan intens. Badan udah mulai lemas dan mulai panas. Jadi Minggu tengah malam jam 03:00 AM aku kembali cek ke IGD RSIA Bunda. Berharap subuh itu udah tanda-tanda mau lahiran. Karena badan aku panas, dokter sampai nerapin protokol covid. Aku tes antigen dulu. Tapi selama nunggu udah gemes karena aku sudah kesakitan tapi belum ada dokter yang cek. Saat itu dokter kandungan yang standby lagi gak ada. Jadinya dicek dokter umum. Tapi prosesnya lama banget. Padahal itu IGD. Setelah cek ternyata pembukaanya masih 1.5. T.T danaku udah nangis. Aku dicek dengan alat buat h sampai cek dengan alat hitug kontraksi, kontraksi aku juga belum intents per 10 menit jadi disuruh pulang lagi. Paksu dan abang aku yang antarin kesal juga. Karena masih belum ada penanganan buat aku yang udah kontraksi lebih 2 hari dan udah menunggu lebih dari 1 jam di IGD.
Akhirnya dokter umum IGD RSIA Bunda Padang kontak Dr kandungan. Dokter lihatnya aku masih bisa persalinan normal. Karena posisi bayi bagus. Tensi juga bagus. Aku demam karena kurang cairan. Jadi harus dipaksa banyak makan dan minum biar ada tenaga buat lahiran dan tinggal tunggu pembukaan bertambah. Saat itu sudah bisa masuk ruangan dan ambil kamar inap, tapi karena masih belum tau kapan lahiran, pembukaan masih belum maju tetap aja dokternya saranin tunggu dirumah. Karena bisa jadi persalinannya masih lama. Cuma karena konfirmasi dari dokter umum ke dokter kandungannya lama banget, paksu udah kesal, akhirnya aku putusin kami pulang dulu. Dari pada kelamaan tunggu di IGD yang kasurnya sama sekali gak nyaman ya kan.
Sampai dirumah juga sakitnya masih bertambah tapi sama sekali ga tau harus gimana. Ke RSIA juga gak ada solusi. Aku juga gak bisa tidur mom. Karena udah kontraksi 50 jam lebih hari tapi masih stuck dipembukaan 1.5 badan aku rasanya lemes. Aku sampai baca baca dan lakuin segala cara. Mandi air hangat dan terakhir aku coba terapin hypnobirhting. Aku coba rileks dan tenagin diri. Atur pernafasan, emosi dan rasakan sensasi sakitnya. Karena udah lelah 2 malam dan gak tidur, aku coba bawa tidur dan rileks sambil tetap atur nafas rasain sakitnya. Walau masih gak bisa tidur nyenyak, tapi ternyata aku sempat ketiduran beberapa menit. Paginya jam 8, rasa sakit aku semakin intens dan semakin bertambah. Saat itu juga ada cairan yang terus merembes sampai celana dalam dan pembalut basah. Aku benar-benar sudah gak kuat. Miss V rasanya ditekan tekan sakit banget. Saat itu aku sudah nyerah dan bilang pada paksu kalau masih pembukaan 1 juga, yauda operasi aja karena udah gak kuat nahan rasa sakitnya. T.T
Pembukaan 6-7
Proses Persalinan
Menahan mules kontraksi berasa bayi mau keluar ternyata gak segampang itu mom. Seperti berasa nahan pup yang udah diujung mau keluar. Aku sampai atur nafas dan nahan buat gak mengejan karena ikutin instruksi dokternya biar gak pendarahan. Akhirnya udah masuk pembukaan 9-10 barulah bidanya instruksi kalau mules lagi, aku bisa mengejan. Saat itu posisi kaki sudah mengangkan dan bidang minta kita pegang kaki sendiri saat mengejan. Pantat jiga harus ditahan tetap berada dikasur jangan sampai keangkat. Bidannya juga gunting buat nambahin pembukaanya. Ternyata kalau udah sakit mules kontraksi, digunting buat nambah pembukaanya gak berasa lagi mom sakitnya. Paksu disamping aku semangatin sambil pegang tangan dan cium kayak difilm film. Haha Dokter dan bidanya juga semangatin sambil kasih instruksi agar sibaby cepat keluar. Akhirnya mengejan yang ke 4 kalinya sibaby keluar juga. Tepat sekitar pukul 11 AM, Minggu dan terhitung 60 jam kontraksi. Saat itu langsung haru nagis, gak percaya dengar suara sibayi. T.T hoek hoeknya langsung bikin rasa sakit hilang.
Alhamdulillah, MasyaAllah bayiku lahir bersih, gak berlemak, rambut tebal dan semua anggota tubuhnya lengkap. Setelah dibersihkan, bidannya langsung meletakan sibayi didada buat IMD (Inisiasi menyusui dini). Saat IMD dokternya lanjut proses keluarin plasenta sampai terakhir jahit miss V aku. Dijahit saat keadaan sadar dan tidak dibius, ternyata gak berasa lagi sakit dijahitnya karena udah bahagia peluk sibayi plus sakit kontraksi lebih sakit dari dijahit dengan sadar. Sibayi masih nangis endus-endus cari tetek buat mimik. Aku sampai pelukin dan cium bayi aku saking bahagianya. T.T MasyaAllah banget bun rasanya. Sakit tapi juga bahagia banget. Walau udah kontraksi 60 Jam, rasa sakit hilang dan tidak ada penyesalan sama sekali untuk lahiran normal.
Setelah proses IMD, sambil tunggu pemulihan setelah dijahit, bayi ditaro diruang bayi sambil dipantau perkembangannya dan dicek kondisinya sama dokter. Aku juga masih tunggu diruang persalinan. Setelah 4 jam baru bisa pindah ke ruang inap dengan bayi. Setelah bayi diruangan bayi, paksu langsung adzanin anak kami. Padahal niat awal mau minta paksu foto sibayi pas keluar dari perut dan foto IMD. Tapi ternyata lupa mom. Haha karena kita udah fokus sama bayi dan paksu lega banget aku bisa lahiran normal dengan sehat dan kuat.
Anak kami diberi nama Aydan Rafaeyza, yang artinya Aydan (pemuda yang penuh semangat) dan Rafaeyza (tampan, derajatnya tinggi, sukses). Sesuai dengan namanya, harapan kami semoga Aydan jadi pria yang selalu penuh semangat, dan derajatnya ditinggikan Allah, SWT. Aamiin.
(Aydan usia 2.5 bulan) |