BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang di gunakan sebagai sarana utnuk berinteraksi dengan orang lain sehingga terjalinnya sebuah komunikasi. Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa dalam kehidupan, Maka dari itu kita perlu mempelajari ilmu linguistik agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam berbahasa.
Di dalam kajian linguistik terbagi dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Pada kesempatan ini, akan dibatasi penulisannya pada tataran sintaksis yang dalam bahasa Jepang disebut togoron. Berkaitan dengan sintaksis, makalah ini lebih mengacu pada makna gramatikal yang menyatakan aspek. Makna gramatikal yang menyatakan aspek tersebut akan dibahas dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Penjelasan dilengkapi dengan macam-macam bentuk aspek dalam Bahasa Indonesia dan Jepang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari aspek, macam-macam bentuk dari aspek serta dapat membandingkan aspek dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diutarakan dalam malakah ini adalah :
1. Pengertian dari aspek
2. Macam-macam bentuk aspek
3. Perbandingan aspek di dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek dalam Bahasa Indonesia
2.1.1 Pengertian aspek
Aspek adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal didalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses . Dalam berbagai bahasa,aspek ini merupakan kategori gramatikal karena cara morfemis, tetapi di dalam bahasa Indonesia aspek tidak dinyatakan secara morfemis dengan bentuk kata tertentu,melainkan dengan berbagai cara dan alat leksikal.
2.1.2 Macam-macam bentuk aspek
a. Aspek Kontinuatif
Aspek kontinuatif adalah aspek yang menyatakan perbuatan terus berlangsung. Aspek ini dapat ditandai dengan unsur leksikal terus, selalu, atau verba yang menggunakan sufiks –i.
Contoh:
* Pemuda itu terus memandangi gadis cantik di hadapannya.
* Dia berjalan terus setiap pergi ke kampus.
* Dia selalu berjalan setiap pergi ke kampus
b. Aspek Inseptif
Aspek inseptif adalah aspek yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai.Penanda aspek ini adalah unsur leksikal baru.
Contoh:
* Mereka baru datang.
* Saya baru bekerja lagi pagi ini.
c. Aspek Progresif
Aspek progresif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung.Aspek ini ditandai dengan unsur leksikal sedang.
Contoh:
* Dinar sedang makan biskuitnya.
* Zaya sedang bermain boneka dengan Dinar.
d. Aspek Repetitif
Aspek repetitif adalah aspek yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulangulang. Biasanya aspek ini ditandai oleh verba bersufiks –i.
Contoh:
* Kucing itu menjilati kakinya yang luka.
* Aminah memukuli kasur yang sedang dijemurnya.
e. Aspek Perfektif
Aspek perfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sudah selesai. Unsur leksikal sudah dan telah sering digunakan untuk menyatakan aspek ini.
Contoh:
* Kami sudah makan kue itu.
* Dia telah membayar apa yang kami makan.
f. Aspek Imperfektif
Aspek imperfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar. Penanda aspek ini biasanya verba berafiks meN-.
Contoh:
* Ibu mengiris buah yang akan dihidangkan,
* Anak itu melompati pagar.
g. Aspek Sesatif
Aspek sesatif adalah aspek yang menyatakan perbuatan berakhir. Penandanya adalah unsur leksikal sudah selesai atau telah selesai.
Contoh:
* Saya sudah selesai menulis makalah ini.
* Dia telah selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
c. Aspek Progresif
Aspek progresif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung.Aspek ini ditandai dengan unsur leksikal sedang.
Contoh:
* Dinar sedang makan biskuitnya.
* Zaya sedang bermain boneka dengan Dinar.
d. Aspek Repetitif
Aspek repetitif adalah aspek yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulangulang. Biasanya aspek ini ditandai oleh verba bersufiks –i.
Contoh:
* Kucing itu menjilati kakinya yang luka.
* Aminah memukuli kasur yang sedang dijemurnya.
e. Aspek Perfektif
Aspek perfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sudah selesai. Unsur leksikal sudah dan telah sering digunakan untuk menyatakan aspek ini.
Contoh:
* Kami sudah makan kue itu.
* Dia telah membayar apa yang kami makan.
f. Aspek Imperfektif
Aspek imperfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar. Penanda aspek ini biasanya verba berafiks meN-.
Contoh:
* Ibu mengiris buah yang akan dihidangkan,
* Anak itu melompati pagar.
g. Aspek Sesatif
Aspek sesatif adalah aspek yang menyatakan perbuatan berakhir. Penandanya adalah unsur leksikal sudah selesai atau telah selesai.
Contoh:
* Saya sudah selesai menulis makalah ini.
* Dia telah selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
2.2 Aspek dalam Bahasa Jepang
2.2.1 Pengertian Aspek
Aspek adalah kategori gramatikaldalam verba yang menyatakan kondisi suatu perbuatan atau kejadian apakah baru dimulai , sedang berlangsung, sudah selesai atau berulang-ulang.
2.2.2 Macam-macam Cara untuk Menyatakan Aspek
a. Untuk menyatakan akan dimulainya suatu kegiatan, digunakan verba bentuk kamus: RU+TOKORO DA.
b. Untuk menyatakan dimulainya kegiatan, bisa juga digunakan sufik HAJIMERU atau DASU dan sebagainya.
c. Untuk menyatakan sedang berlangsungnya kegiatan, digunakan verba bentuk TE+IRU+TOKORO DA, atau sufik TSUZUKERU dalam verba majemuk, dan sebagainya.
d. Untuk menyatakan berakhir atau hasil dari suatu kegiatan, digunakan verba bentuk TA+BAKARI, TA+TOKORO, atau TE+ARU, TE+IRU, TE+SHIMATTA dan sebagainya.
e. Untuk menyatakan suatu perubahan, digunakan verba bentuk TE+IKU, atau TE+KURU.
2.2.3 Jenis Verba yang Menentukan Aspek dalam Bahasa Jepang
a. Shunkan-doushi
Shunkan-doushi adalah verba yang menyatakan suatu aktifitas atau kejadian, mengakibatkan terjadinya suatu perubahan dalam waktu singkat. Verba seperti ini tidak digunakan untuk menyatakan suatu kebiasaan seseorang atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang. Tidak digunakan dalam bentuk TE+ARU.
Contoh:
結婚する
死ぬ
起きろ
開く
閉まる
b.
Keizoku-doushi
Keizoku-doushi
Verba yang menyatakan suatu aktifitas atau kejadian yang memerlukan waktu tertentu, dan pada setiap bagian waktu tersebut terjadi suatu perubahan. Sehingga waktu kapan dimulai dan kapan berakhirnya aktivitas atau kejadian tersebut akan terlihat jelas.Biasanya disertai dengan: yukkuri, …shitsuzukeru dll.
Contoh:
書く
走る
開ける
閉める
c.
Joutai-doushi
Joutai-doushi
Verba yang menyatakan keadaan sesuatu, jika dilihat dari titik waktu tertentu, sama sekali tidak akan terlihat terjadinya suatu perubahan. Tidak digunakan dalam bentuk TE+IRU, di dalamnya termasuk verba bentuk dapat
Contoh:
ある
いる
要る
できる
書ける
d. Danyonshi-Doushi
Verba yang menyatakan keadaan sesuatu secara khusus, dan selalu dinyatakan dalam bentuk sedang (TE IRU). Pada verba inipun jika dilihat dari titik waktu tertentu, tidak akan terjadi suatu perubahan , karena memang sudah menjadi suatu kondisi yang tetap.
Contoh:
優れる
聳える
似る
2.2.4 Untuk menyatakan aspek dalam bahasa jepang, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
I. Aspek yang menggunakan verba bentuk TE
Verba bantu (hojo-doushi) yang mengikuti verba utama (hondoshi) bentuk TE yang berhubungan dengan aspek, yaitu IRU,KURU,IKU,ARU, dan OKU. Setiap aspek tersebut digunakan seperti berikut:
1. …TE IRU (~て いる)
a) Aktifitas/kejadian yang sedang berlangsung
さるたち は 庭 で 遊んでいます
b) Kondisi hasil suatu perbuatan/kejadian
まど が しまっています
c) Keadaan yang terjadi secara alami
この 道 が 曲がって います
d) Pengalaman
あの がか は 絵 を たくさん 書いて います
e) Pengulangan (perbuatan yang dilakukan berulang-ulang)
シルヴィア の 家 に まいにち 犬 が きて いる
2. …TE KURU dan …TE IKU (て くる。て いく~)
a) Proses munculnya dan hilangnya sesuatu
あのじじは力を失っていった
b) Proses terjadinya perubahan sesuatu
のどがかわいてきた
c)Bermulanya suatu aktivitas/kejadian (untuk TE KURU)
ゆきがふってきた
d)Aktifitas/kejadian yang terus berlangsung
父は今日まで苦しせいかつをしてきた
3. …TE ARU (~)
a)Keadaan sebagai hasil perubahan akibat suatu perbuatan
そんなことはこおちょおからてがみにかいてある
b)Perbuatan yang telah dilakukan
せきゆだいがあがるということはいっかげつもまえにはっぴょうしてある
4. …TE OKU (~)
Menyatakan kegiatan sebagai persiapan
まどをあけておく
5. …TE SHIMAU(~)
1)Aktifitas/kejadian yang dilangsungkan sampai tuntas
わたしわとっとちゃんをよんでしまった
2)Perbuatan yang tidak disengaja (tidak diharapkan) terlanjur terjadi
きみをすきになってしまった
II. Aspek yang tidak menggunakan verba bentuk TE
Aspek yang menggunakan jenis verba selain bentuk TE, di antaranya dengan menggunakan sufik pada verba majemuk, atau menggunakan bentuk verba yang lainnya. Sufik dalam verba majemuk yanh bisa digunakan untuk menyatakan aspek, yaitu: “…hajimeru, …dasu, …kakeru, …tsuzukeru, …toosu, …owaru, …ageru”. Hajimeru dan dasu digunakan untuk menyatakan dimulainya suatu kegiatan atau kejadian. Kakeru, tsuzukeru dan toosu digunakan untuk menyatakan aspek sedang berlangsungnya suatu kegiatan/kejadian. Owaru dan ageru/agaru digunakan untuk menyatakan aspek berakhir atau selesainya suatu kegiatan/kejadian.
Selain itu, untuk menyatakan dimulainya suatu kegiatan/kejadian bisa juga digunakan verba bentuk ‘YOU/OU + TO SURU’, verba bentuk ‘RU + TOKORO’, atau verba bentuk ‘(MASU)+SOU DA’.
Masih ada cara lain untuk menyatakan tengah berlangsungnya suatu perbuatan/kejadian, seperti dengan menggunakan verba bentuk ‘(MASU)+TSUTSU ARU’.
verba bentuk TA selain digunakan untuk menyatakan kala lampau, bisa juga digunakan untuk menyatakan aspek selesei (kanryou).
Contoh:
もうあさごはんをたべたか?
まだ、たべない
まだ、たべていない
まだ、たべなかった
きのうあさごはんをたべたか
きのう、たべたい
きのう、たべていない
きのう、たべなかった
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari bahasa Jepang dan Indonesia, terdapat persamaan dan perbedaan aspek. Persamaannya adalah sama–sama untuk memandang pembentukan waktu secara internal didalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses. Sedangkan perbedaannya, dalam bahasa jepang memiliki peraturan tata bahasa dalam menyatakan aspek tersebut, contohnya tabeteiru (sedang makan) yang bentuk kamusnya taberu ( makan ). Sedangkan bahasa Indonesianya tidak mengalami perubahan kata kerja, hanya menambahkan kata penghubung didepannya. Contohnya “sedang makan” yang kata kerjanya adalah “makan”.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjianto dan Dahidi, ahmad. 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blank.
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung :
Humaniora.
http://tata-bahasa.110mb.com/Sintaksis%20II.htm (2011-03-12 10:43 PM)
3 komentar
hallo aimizu san? hajimemashite, watashi wa yayatto desu.. padjadjaran no daigaku no gakusei desu. makassaru karakimashita. douzou yoroshiku..
BalasHapushaikk,.. apa yg disajikan oleh aimizu-san sngat bagus loh.. brguna banget.. saling berbagi ilmu..
bagi saya ini cukup membantu teman2 pembelajar baru bahasa Jepang.. smoga aimizu-san trus berkarya..amin...
sama sama.. :D
BalasHapussalam kenal juga.. ^^
silahkan follow twitter dan add fb aku yaa.. :)
senang bisa dapat banyak kenalan...
ini juga semua kebanyakan tugas tugas aku di kampus..
sennag juga bisa membantu..
akhir akhir ini lumayan jarang nge.blog..
mudah mudahan bisa terus bekarya..
amiiinn.. :)
Arigato
BalasHapusHii All.. Thanks for visiting my blog.. Please leave your comment and connect each other.. Thankyou ^.^