Japan Language

Kala dalam Bahasa Jepang

15.33.00

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Sistem verbal atau sistem kala-aspek-modus (KAM) dalam sintaksis klausa menyangkut kaidah morfologis. Kali ini akan dibahas persoalan sistem kala, dalam sistem kala terdapat bahasa yang tidak memiliki pemarkahan morfologis yang bersifat paradigmatis dan bukan derivasional, yaitu Terdapat bahasa yang perfrastis.

Kala berfungsi untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan.atau lebih jelasnya Kala menunjukkan waktu keadaan/tindakan yang diungkapkan oleh verba pada saat penuturan. Susunan kala merupakan hubungan satu kala dengan kala yang lain. ­Kala dalam bahasa jepang:

きのう ~ ました

あした ~ ます あした行くでしょう。

毎日 ~  ます。

Ada beberapa yang tidak memiliki sistem kala morfologis (misalnya bahasa Indonesia). Pada bahasa yang tidak bersistem kala secara morfemis (didalam konteks), pengartian kala terletak pada konstituen periferal yang sesuai.

Contoh dalam bahasa Indonesia:

  • Saya lahir pada tahun 1940.
  • Mereka sudah selesai makan.
  • Pesawat udara telah mendarat.


Jika tanpa pemarkahan morfemis verbal, maka sistem kala hanya bisa diaplikasikan secara leksikal saja. Sedangkan penggunakan ’partikel’ akan menonjolkan kegramatikalan sistem kala. Sehingga dasar dari sistem kala adalah sistem aspektual dan modal.

Bentuk yang tidak bermarkah dari verba statif mengandung makna kala present (saat ini). Dalam bahasa jepang bersistem kala morfologis, terjadinya pemarkahan morfemis verbal, karena fungsi dari kala itu sendiri adalah untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari kerangka dasar berfikir sebagaimana diuraikan pada bagian latar belakang, maka permasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana sisitem kala dalam bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian sistem kala, khususnya dalam bahasa Jepang.
2. Untuk mengetahui fungsi kala, khususnya dalam bahasa Jepang.
3. Untuk mengetahui penggunaan sistem kala dalam sebuah kalimat, khususnya dalam bahasa jepang


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kala (時制/テンス)

Kala atau tenses dalam bahasa jepang disebut dengan 時制 (jisei) atau テンス adalah kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu oeristiwa atau berlangsungnya suatu aktifitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan.

2.2 Pembagian Kala

Waktu terjadinya peristiwa atau aktifitas tersebut ada tiga :
a. Waktu sebelumnya yang telah berlalu (過去’kako)
b. Waktu saat berbicara (発話時’hatsuwaji’)
c. Waktu yang akan datang (未来’mirai’)


  • 過去  現在 未来
  • 時間    発話時
  • きのう ~ ました
  • あした ~ ます あした行くでしょう。
  • 毎日 ~  ます。


2.3 Fungsi Kala

Kala berfungsi untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan, menunjukkan waktu keadaan/tindakan yang diungkapkan oleh verba pada saat penuturan.

Dalam bahasa Jepang,untuk menyatakan kala lampau-sekarang-mendatang (過去, 現在, 未来 ‘kako-genzai-mirai’) hanya digunakan dua bentuk verba saja :

a. Bentuk akan

b. Bentuk lampau

Verba bentuk lampau di dalamnya mencakup bentuk halus, yakni bentuk MASHITA dan MASENDESHITA. Verba bentuk biasa, yakni bentuk TA dan NAKATTA. Verba bentuk akan di dalamnya mencakup bentuk kamus (RU), NAI, dan bentuk halusnya seperti bentuk MASU dan MASEN, bahkan bentuk TE IRU pun termasuk ke dalam kategori ini. Jadi, berdasarkan pada bentuk verbanya, kala dalam bahasa Jepang hanya ada dua macam, yakni kala lampau (過去’kako’) dan kala bukan lampau (非過去‘hikako’)

2.4 Kala dalam Kalimat Tunggal

Contoh penggunaan ketiga bentuk verba tersebut dalam menyatakan kala dalam kalimat tunggal :

1. 私は今夜テレビを見ます。
Watashi wa kon-ya terebi o mimasu. (kala akan)
(Saya nanti malam akan nonton TV)

2. 私は今テレビを見ています。
Watashi wa ima terebi o mite imasu. (kala kini)
(Saya sekarang sedang nonton TV)

Untuk menyatakan kala sedang tidak harus menggunakan verba bentuk TE + IRU melainkan bisa juga dinyatakan dengan verba bentuk akan yang lain, seperti bentuk kamus atau bentuk MASU. Verba TE + IRU juga digunakan untuk menyatakan suatu keadaan.

3. 私は今朝テレビを見ました。
Watashi wa kesa terebi o mimashita. (kala lampau)
(Saya tadi pagi nonton TV)

Contoh kala dalam kalimat :

1. 昨日、映画を見に行きました。
Kinou, eiga o mi ni ikimashita.
(Kemarin pergi nonton film)

Verba bentuk MASHITA digunakan untuk menyatakan kala lampau (kako)

2. 今日映画を見に行きます。
Kyou eiga o mi ni ikimasu.
(Hari ini (akan) pergi nonton film)

Verba bentuk MASU (=RU) digunakan untuk menyatakan kala akan (mirai)

3. この本、どう思いますか。
Kono hon, dou omoimasu ka.
(Buku ini, menurut Anda bagaimana?)

4. 日本語ができますか。
Nihongo ga dekimasu ka.
(Apakah bisa berbahasa Jepang)

5. あそこに何がありますか。
Asoko ni nani ga arimasu ka.
(Di sana ada apa?)

Bentuk MASU pada contoh 3, 4, dan 5 digunakan untuk menyatakan kala sekarang (現在genzai). Kala lampau dinyatakan dengan verba bentuk MASHITA (TA), digunakan untuk menyatakan kejadian atau perbuatan yang telah berlalu. Bentuk MASU (RU), digunakan untuk menyatakan kala mendatang dan kala sekarang.

2.5 Kala dalam Kalimat Majemuk

Tensis (kala) dalam kalimat inti (induk kalimat):

1. Kala lampau : verba bentuk TA (MASHITA)
2. Kala mendatang : verba bentuk RU (MASU)
3. Kala kini (sekarang) :

(i) verba bentuk RU (MASU)

verba bentuk RU (MASU) adalah verba yang mengatakan arti keberadaan sesuatu benda, kemampuan, pemikiran, keadaan dan sejenisnya, seperti verba : ある (aru) 、いる (iru) 、できる (dekiru) 、思う(omou) 、要る (iru) 、気がする(ki ga suru) dan lain-lain.

(ii) verba bentuk TE + IRU

verba bentuk TE + IRU adalah verba yang menyatakan suatu aktivitas yang ada batas

akhirnya , seperti: 食べる(taberu) 、飲む(nomu) 、読む (yomu) 、書く(kaku) , dan sebagainya.

Dalam anak kalimat, kala lampau tidak selalu dinyatakan dengan verba bentuk lampau, atau sebaliknya kala akan tidak selalu dinyatakan dengan verba bentuk akan.

Contoh :

1. 日本へ行くとき、カメラを買った。
Nihon e iku toki, kamera o katta.

2. 日本へ行ったとき、カメラをかった。
Nihon e itta toki, kamera o katta.

3. 日本へ行くときカメラを買う。
Nihon e iku toki, kamera o kau.

4. 日本へ行ったとき、カメラを買う。
Nihon e itta toki, kamera o kau.

Pada contoh 1 dan 3, kamera dibeli sebelum berangkat ke Jepang, sedangkan pada contoh 2 dan 4, kamera dibeli setelah berangkat di Jepangai g atau di Jepang. Perbdaan pada keempat contoh diatas, dapat diperjelas dengan gambar di bawabeh sebagai berikut.

(1) Kala lampau: 
日本へ行くとき、カメラを買った。

過去 現在 未来

時間

日本へ行く カメラを買う
Pergi ke jepang membeli kamera

(2) Kala lampau: 
日本へ行ったとき、カメラをかった。

過去 現在 未来

時間

カメラを買う 日本へ行く
Membeli kamera pergi ke jepang

(3) Kala akan: 
日本へ行くときカメラを買う。

過去 現在 未来

時間

カメラを買う 日本へ行く
Membeli kamera pergi ke jepang

(4)Kala akan: 
日本へ行ったとき、カメラを買う。

過去 現在 未来

時間

日本へ行く カメラを買う
 Pergi ke jepang membeli kamera

Dari contoh diatas, diketahui bahwa bentuk TA (lampau) dan benruk RU (kamus) dalam anak kalimat, kedua-duanya digunakan tanpa dipengaruhi oleh bentuk kala dalam induk kalimatnya. Jadi, apakah kala dalam induk kalimat tersebut kala lamp[au ataupun kala kini, tetap werba bentuk RU dan bentuk TA bisa digunakan.

Verba bentuk TA dan bentuk RU dalam anak kalimat tersebut juga bisa diikuti oleh kata yang lainnya yang menyatakan waktu seperti mae dan ato. Seperti cotoh berikut:

1. ここへ来る前に、図書館によってきた。

2. 新聞を読んだ後、テレビを見ましょう。

Kedua contoh diatas dapat digambar sebagai berikut:

過去 現在 未来

時間

図書館に寄る ここへ来る 新聞を読む テレビをみる

Jadi, untuk anak kalimat yang menggunakan verba bentuk kamus (RU) dan bentuk lampau (TA), tidak selalu bahwa verba bentuk kamus hanya untuk menunjukan kala akan, dan verba bentuk lampau hanya untuk kala lampau saja, melainkan bias juga digunakan untuk kedua-duanya. Hal ini disebabkan karena kata mae jika mengikuti verba bentuk kamus artinya ; sedangkan kata ato jika mengikuti verba bentuk TA artinya .

2.6 Kalimat yang Tidak Memiliki Sistem Kala

Tidak setiap kalimat dalam bahasa jepang berhubungan dengan kala, ada juga kalimat yang sama sekali tidak berkaitan dengan kala. Meskipun kalimat tersebut merupakan kalimat yang menyatakan suatu perbuatan. Kalimat seperti ini disebut dengan choujisei (超時制) atau , contonya seperti berikut:

1. 蟹は横に歩く。

2. 日本に富士山がある。


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kala atau tenses dalam bahasa jepang disebut dengan 時制 (jisei) atau テンス adalah kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu oeristiwa atau berlangsungnya suatu aktifitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan.

Waktu terjadinya peristiwa atau aktifitas tersebut ada tiga :

  • Waktu sebelumnya yang telah berlalu (過去’kako)
  • Saat berbicara (発話時’hatsuwaji’)
  • Waktu yang akan dating (未来’mirai’)


Kala berfungsi untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan, menunjukkan waktu keadaan/tindakan yang diungkapkan oleh verba pada saat penuturan.


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/. diakses tanggal 9 maret 2011
Sutedi, dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik BahasaJepang: Humaniora

You Might Also Like

2 komentar

  1. Terima kasih atas tulisannya, sangat terbantu mengerjakan tugas ��

    BalasHapus

Hii All.. Thanks for visiting my blog.. Please leave your comment and connect each other.. Thankyou ^.^