Japan Language

Modalitas dalam Bahasa Jepang

15.38.00

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia butuh sesuatu sebagai pengekpresi gejala hati yang ada dalam dirinya, dan bahasa salah satu media untuk mengekspresikan isi hati seseorang kepada orang yang ada disekitarnya. Bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi. Dengan bahasa manusia mampu menyampaikan perasaannya secara verbal terhadap lawan bicaranya seperti, memerintah, melarang, meyakinkan, dugaan, alasan dan sebagainya. Maka kali ini di salah satu subpokok mata kuliah togoron (semantik), kami membahas suatu istilah yang disebut modalitas. Modalitas berarti maksud hati atau makna psikologis. Dalam ilmu semantik  menurut Saeed (2000:125) modalitas adalah istilah yang mengacu pada peranti yang memungkinkan penutur untuk mengungkapkan derajat/tingkatan komitmen atau kepercayaan terhadap suatu proposisi. Sementara menurut Nunan (1993:121), modalitas adalah dimensi tuturan yang membuat penutur atau penulis mengungkapkan sikapnya terhadap proposisi maupun daya ilokusi dari suatu tuturan. Dalam bukunya, Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang, Dedi Sutedi berpendapat bahwa,

modalitas merupakan kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan, menyuruh, melarang, meminta dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi (2003 : 93).

1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas dapat memahami modalitas dan pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi manusia Indonesia dan Jepang.

1.3  Rumusan Masalah
1.      Pengertian Modalitas
2.      Contoh sederhana Modalitas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang
3.      Pembagian Modalitas menurut Masuoka dalam Dedi Sutedi (2003 : 93)


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modalitas
          Modalitas merupakan kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan, menyuruh, melarang, meminta dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi. Masuoka dalam Dedi Sutedi (2003:93) menggolongkan modalitas bahasa jepang ke dalam 10 jenis, yaitu: kakugen (確言), meirei (命令), kinshi-kyoka (禁止許可), irai (依頼), toui (当為), ishi-moushide-kanyuu (意思申し出勧誘), ganbou (願望), gaigen  (概言), setsumei (説明), dan hikyou (比況).
            Kakugen, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan pembicara. Biasanya diungkapkan dengan kalimat pernyataan.
これはですよ
            Meirei, yaitu modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara agar melakukan sesuatu. Untuk mengungkapkannya, dalam bahasa lisan bisa digunakan verba bentuk perintah (meirei-kei), verba bentuk MASU diganti dengan NASAI, verba bentuk TE dengan tinggi dan sebagainya. Dalam bahasa tulisan bisa digunakan verba bentuk biasa (kamus dan NAI) ditambah dengan KOTO atau YOU NI.
答えを聞きなさい。
体を守りなさい。
(Pemilihan kata modalitas pada contoh ini adalah dari yang tingkat usianya lebih tinggi kepada lawan bicaranya atau kepada teman sebaya, karena menggunakan kalimat ini kepada atasan atau orang yang lebih tua dinilai sangat tidk sopan.)
            Kinshi-kyoka, yaitu modalitas untuk menyatakan larangan dan ijin untuk melakukan suatu perbuatan. Untuk menyatakan larangan (kinshi), bisa digunakan verba bentuk TE diikuti WA IKENAI atau DAME DA, verba bentuk kamus (RU) ditambah dengan NA, verba bentuk NAI yang diucapkan dengan nada tinggi, atau verba bentuk NAI + KOTO dalam bahasa tulisan. Untuk menyatakan ijin bisa digunakan verba bentuk TE + MO II/KAMAWANAI dan sejenisnya.
俺に質問するな! (Pemilihan kata modalitas pada contoh ini adalah sesama laki-laki)
ほかのるのはだめだ!!
明日までに宿題を出してもいいですか。
            Irai, merupakan modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan kepada orang lain, agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Untuk menyatakan modalitas ini, bisa digunakan verba bentuk TE, atau verba bentuk TE + KUDASAI, KURE, CHOUDAI, KUREKU KA, KURENAI KA, MORAERU KA, MORAENAI KA, HOSHII, MORAITAI, KURERU TO II NAA dan sebagainya.
この資料をコピーして下さい。
早く言ってくれよ!
            Toui, adalah modalitas yang digunakan untuk menyatakan keharusan atau saran kepada seseorang. Untuk menyatakan keharusan, bisa digunakan verba bentuk kamus ditambah BEKI, verba bentuk NAKEREBA NARANAI, NAKUREWA NARANAI, NAI TO IKENAI dan sebagainya. Untuk menyatakan saran bisa digunakan verba bentuk TA + HOU GA II dan yang lainnya.
            Ishi-moushide-kanyuu, merupakan modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu, menawarkan sesuatu, dan mengajak sesuatu kepada orang lain. Untuk menyatakan maksud (ishi), bisa digunakan verba bentuk kamus (RU) + TSUMORI DA, verba bentuk OU/YOU (atau ditambah dengan TO OMOU), dan sebagainya. Untuk menyatakan tawaran (moushide), bisa digunakan verba bentuk OU/YOU (MASHOU) dan sejenisnya, sedangkan untuk menyatakan ajakan (kanyuu) bisa digunakan verba bentuk OU/YOU, bentuk menyangkal ditambah KA, atau bentuk menyangkal diucapkan nada tinggi dan sebagainya.
何か手伝いましょうか
じゃ!行こう!
一緒に昼ごはんを食べませんか。
            Ganbou, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan, baik berupa perbuatan yang ingin dilakukan sendiri, maupun menginginkan orang lain melakukan sesuatu perbuatan. Untuk menyatakan hal ini bisa digunakan verba bentuk TAI (TAGARU), verba bentuk TE+HOSHII dan sebagainya.
健さんの作った料理を食べて欲しい。= 健さんの作った料理を食べたい
三浦さんは健さんの作った料理を食べたがっていました。
            Gaigen, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu kemungkinan terhadap sesuatu hal, karena pembicara merasa tidak yakin atau menyampaikan sesuatu berita yang pernah didengarnya. Untuk menyampaikan dugaan, bisa digunakan: DAROU, MAI, RASHII, MITAI DA, HAZU DA, NI CHIGAI NAI, SOUDA dan sebagainya. Sedangkan untuk menyampaikan berita (denbun), bisa digunakan: SOU DA, TO NO KOTO DA, TO IU dan sebagainy. Biasanya disertai pula dengn keterangan lain seperti: TABUN, OSORAKU, KITTO, SAZO, MAZU, MASAKA dan lain-lain.
どうして君を好きになってしまったんだろう
仙台の地震で無事だった人はだんだん平気になるそうだ。
まさか、若菜さんがフィリップ君の本当のねえさんだろう?
Setsumei, yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu alasan ketika menjelaskan sesuatu hal. Untuk modalitas ini, biasanya digunakan NODA atau WAKE DA, dan bisa juga disertai dengan kata sambung SURU TO, TSUMARI, KEKKYOKU dan sebagainya.
このボタンを押すとゲームをスタートです。

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Modalitas adalah maksud hati seseorang saat berkomunikasi dengan orang selain dirinya, Namun modalitas itu pun bermacam-macam jenisnya tergantung tingkat umur, jabatan atau status si pembicara terhadap lawan bicaranya. Oleh karena itu dibutuhkan kehati-hatian dalam penggunaannya.
  
DAFTAR PUSTAKA

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang . Rev. ed. Bandung :Humaniora

You Might Also Like

3 komentar

Hii All.. Thanks for visiting my blog.. Please leave your comment and connect each other.. Thankyou ^.^